Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo pun tak memungkiri kemungkinan ini. Oleh karenanya saat ini KJS masih dalam tahap uji coba sembari melihat kesiapan puskesmas dan rumah sakit di Jakarta.
"Ya, ini nanti makanya saya uji coba itu. Coba dengan KJS, rumah sakit siap nggak, puskesmas siap nggak, dilihat," kata Jokowi kepada wartawan usai membagikan KJS untuk warga di Kelurahan Manggarai, Senin (12/11).
Jokowi menjelaskan, selama dua bulan ke depan penerapan KJS akan terus dipantau dengan seksama. Apabila ditemukan masalah maka akan segera dicarikan solusinya.
KJS sendiri dapat digunakan untuk berobat di seluruh puskesmas di Jakarta. Jika membutuhkan perawatan lebih maka pemegang kartu dapat dirujuk ke salah satu dari 88 rumah sakit yang menerima layanan KJS.
Jokowi optimis bahwa 4,7 juta warga yang diproyeksikan berhak menerima KJS dapat terlayani dengan baik. Lagipula, tambahnya, belum tentu semua pemegang KJS akan menggunakan kartu "sakti" tersebut.
"Tapi mestinya dari 88 rumah sakit negeri dan swasta, mestinya Insyaallah cukup," ungkap mantan Walikota Solo tersebut.
Ditemui di lokasi yang sama, Kepala Dinas Kesehatan Dien Emmawati juga menyadari potensi membludaknya pasien akibat berlakunya KJS, khususnya di puskesmas. Pasalnya, seluruh pengguna KJS harus berobat di puskesmas dahulu sebelum dirujuk ke rumah sakit.
Dien mengaku telah menyiapkan solusi untuk mengatasi bludakan pasien tersebut. Menurutnya, Dinas Kesehatan telah bekerja sama dengan berbagai pihak untuk menambah jumlah tenaga medis.
"Saya kira pasti naik, karena itu kita coba nanti koas, SKM dan perawat kita perbantukan di puskesmas. Ini namanya community base health care," ucap Dien. (dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Cinta Hendri Berakhir di Pohon Belimbin
Redaktur : Tim Redaksi