Jombang Menggugat Kupas Tuntas Buku Hitam Prabowo Subianto

Rabu, 17 Januari 2024 – 11:37 WIB
Sejumlah kelompok Gerakan Jombang Menggugat bersama Gerak 98 menggelar Tadarus Awal Tahun Kupas Tuntas Buku Hitam Prabowo Subianto, Sejarah Kelam Reformasi 98. Foto: Source for jpnn

jpnn.com, JOMBANG - Sejumlah kelompok Gerakan Jombang Menggugat bersama Gerak 98 menggelar Tadarus Awal Tahun Kupas Tuntas Buku Hitam Prabowo Subianto, Sejarah Kelam Reformasi 98. Bedah buku itu dilangsungkan di Warkop Lakabudi Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Selasa (16/1).

Diskusi ini diawali dengan Pembukaan yang disampaikan oleh Syahrozi selaku Inisiator Jombang Menggugat.

BACA JUGA: Didukung Perperan, TKN: Prabowo-Gibran Siap Menang Satu Putaran

Syahrozi mengatakan Buku Hitam ini bisa menjadi pembuka cakrawala kita khususnya Generasi Muda untuk melek dan sadar bahwasanya dalam memilih pemimpin itu harus dilihat dari rekam jejaknya.

"Apalagi kami merasakan situasi hari ini banyak terjadi pelanggaran-pelalnggaran mulai dari konstitusi yang ditabrak hingga adanya upaya untuk melanggengkan kekuasaan dengan berbagai cara yang sangat di luar nalar," kata dia.

BACA JUGA: Kepincut Program Makan Siang dan Susu Gratis, BPI Dukung Prabowo-Gibran

Tokoh masyarakat Jombang, Sadat Al-Mahiri mengapresiasi adanya buku hitam Prabowo Subianto ini. Peristiwa Orde Baru banyak generasi muda yang belum paham dan tidak merasakan langsung.

"Penting bagi mahasiswa yang mendapatkan mandat sebagai agen intelektual untuk sama-sama membangkitkan nalarnya agar sama-sama kita memperjuangkan cita-cita reformasi yang masih belum terlaksana dengan baik," kata Sadat.

BACA JUGA: Ratusan Kelompok Tani di Purbalingga Nyatakan Dukung Prabowo-Gibran

Selanjutnya, Ketua dari Forum Rakyat Jombang, Joko Fatah mengingatkan jangan sampai Indonesia memiliki pemimpin yang tempramental seperti Prabowo Subianto dan cenderung bisa otoriter. Dengan membaca buku ini, dia mengeklaim masyarakat bisa tersadar mengenai rekam jejaknya yang begitu kejam terhadap aktivis-aktivis pada waktu itu.

"Sebagai aktivis yang merasakan langsung peristiwa Malari hingga Peristiwa 98, sangat trauma bila otoritarianisme yang pernah terjadi di Orde Baru kembali bangkit. Apalagi kami lihat saksama adanya upaya tersebut ketika Prabowo berpasangan dengan Gibran," kata Joko. (tan/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:

BACA ARTIKEL LAINNYA... Anies Terus Menggerus Basis Tradisional Prabowo, Pilpres Satu Putaran Sulit Terjadi


Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler