jpnn.com - BARCELONA - Juara Dunia MotoGP 2007 dan 2011 Casey Stoner khawatir akan terjadi kekacauan di seri terakhir musim ini; Motul Solidarity Grand Prix of Barcelona, di Circuit de Barcelona, Catalunya, akhir pekan ini.
Stoner yang menjadi juara pada 2007 bersama Ducati dan dengan Honda pada 2011 itu mengisyaratkan perebutan gelar juara tahun ini belum berakhir meski Jorge Martin unggul 24 poin dari Francesco 'Pecco' Bagnaia menjelang MotoGP Barcelona.
BACA JUGA: Seri Terakhir MotoGP 2024 di Catalunya, Martin atau Bagnaia yang Diuntungkan?
"Saya pikir Jorge pantas mendapatkan gelar juara dan berada dalam posisi untuk menang," tutur Stoner kepada Gazzetta dello Sport.
Legenda MotoGP berasal dari Australia itu juga meyakini Pecco akan melakukan apa pun yang dia bisa untuk mempertahankan gelar juara dunia yang direbut tahun lalu.
BACA JUGA: Pecco dan Martin Bersalip-salipan, Tegang, Cek Hasil Race MotoGP Malaysia di Sini
BACA JUGA: MotoGP 2024: Jorge Martin Optimistis Mengaspal di Catalunya, Alarm Bagi Pecco Bagnaia
"Saya harap semua berjalan lancar, tetapi saya tahu Ducati (pabrikan utama) selalu ingin mempertahankan nomor satu," ujarnya.
Apakah beberapa orang di pabrikan Ducati tak ingin melihat Jorge Martin (Pramac; tim satelit Ducati) menang?
“Saya tahu perusahaan itu dan saya tahu apa yang bisa dan berani mereka lakukan untuk menang. Saya masih heran karena memang sampai saat ini saya belum melihatnya. Atau bisa saja itu sudah terjadi, tetapi Jorge bisa mengatasinya," tutur Stoner.
Dia meyakini tim pabrikan utama Ducati tak sudi melihat pelat nomor motor 1 yang disegani di MotoGP lepas ke pabrik lain.
Pelat nomor 1, seperti yang dipakai Pecco musim ini, adalah hak istimewa buat pembalap yang menjadi juara. Namun, si pembalap berhak memilih apakah dia mau memakai nomor itu atau tetap memakai nomor pilihan awalnya. Sejumlah pembalap yang pernah berstatus juara bertahan, seperti Marc Marquez, memilih tak memakai nomor 1 di musim berikutnya.
Andai Jorge Martin menjadi Juara Dunia MotoGP 2024, maka pelat nomor 1 itu akan dibawa ke tim dan pabrik lain yang dia bela musim depan, Aprilia.
"Saya pikir ada orang lain dalam hierarki Ducati yang tak akan rela (pelat nomor 1 ada di motor lain). Ada yang tidak ingin kehilangan nomor satu,” katanya.
“Semua orang bisa jadi pengawas saat ini. Ketat. Jika mereka melakukan kesalahan dan ketahuan. Itu akan menjadi bumerang, kekacauan. Saya berharap semuanya berjalan dengan baik dan semua bisa melihat juara dunia yang sebenarnya," imbuh Stoner.
Menurutnya, Jorge Martin yang telah menghabiskan tahun demi tahun dengan setia kepada merek Ducati, telah melakukan upaya luar biasa untuk menjadi satu-satunya yang mampu bersaing dengan Pecco Bagnaia.
"Namun, hak dia untuk naik ke tim pabrikan telah dirampas. Saya rasa itu tidak adil. Sayangnya, begitulah cara kerja Ducati dan itulah sebabnya mereka kehilangan begitu banyak pembalap," kata Stoner. (adk/jpnn)
Redaktur & Reporter : Mufthia Ridwan