jpnn.com - JPNN.com - Satu-satunya petinju Kepri yang berhasil lolos ke final pada turnamen tinju bertajuk Penang International Championship 2016 pada 25 hingga 31 Desember 2016 di Penang, Malaysia adalah Supriadi.
Supriadi yang turun di kelas 56 kg putra melaju ke final usai menumbangkan petinju Thailand, Somsak dengan kemenangan KO di ronde kedua.
BACA JUGA: Mengejutkan! Bomber Barca Pilih Pensiun di Klub Ini
Sementara dua rekan Supriadi, yakni Andre Alfauso Sinuhaji di kelas 49 kg putra dan Jhonatan Siagian di kelas 60 kg putra kandas di babak semifinal.
Andre harus mengakui keunggulan petinju asal Malaysia, Mohammed Sharazi dengan kemenangan angka. Begitu juga untuk Jhonatan yang kalah angka dari petinju Singapura, Muhammad Azlizam.
BACA JUGA: Pelatih Milan Beberkan Momen Terindah Dalam Kariernya
Pelatih tinju Kepri, Pilo Antoni Butar Butar mengaku cukup puas dengan hasil yang didapat petinjunya tersebut dalam turnamen ini.
Terlebih pujian ditujukan kepada Andre dan Jhonatan yang merupakan petinju Pusat Pembinaan dan Latihan Pelajar (PPLP) Kepri yang berhasil melaju ke semifinal.
BACA JUGA: Hadapi Liverpool, Guardiola Tunggu Tuah Sakti Aguero
“Hasil yang diraih Andre dan Jhonatan sudah maksimal,” ujar Pilo kepada Batam Pos, Sabtu (31/12).
Pasalnya, Andre yang masih berusia 16 tahun harus berhadapan dengan petinju senior Malaysia, Mohammed Sharazi yang juga merupakan anggota tentara di Malaysia.
Sedangkan Jhonatan takluk atas petinju Singapura yang dipersiapkan untuk Sea Games 2017. “Turnamen ini bagus untuk menambah pengalaman keduanya,” kata Pilo.
Untuk pertandingan final di kelas 56 kg putra, Supriadi sudah ditunggu lawan yang berat yang berasal dari Maluku, Sunan Agung Amoragan. Pasalnya Sunan merupakan peraih medali emas di PON 2016 dan juga merupakan petinju nasional Indonesia yang dipersiapkan untuk Sea Games 2017.
Pilo mengatakan petinju Kepri tidak diunggulkan bila berhadapan dengan Sunan. “Supriadi adalah underdog,” imbuhnya.
Meski tidak diunggulkan, Pilo menyatakan tetap optimis Supriadi bisa mengalahkan Sunan.
Keoptimisan itu berkaca dari tiga pertandingan yang telah dilakoni Supriadi sebelum maju ke final. Ketiga kemenangan Supriadi diperoleh dengan kemenangan KO.
Sikap optimis juga diusung Supriadi. “Saya lebih suka dibilang underdog, karena tidak ada beban bertanding dan itu keuntungan bagi saya,” ucapnya.
Ia pun akan berusaha semaksimal mungkin untuk memenangkan partai final tersebut sebagai kado manis penutup tahun 2016. “Saya akan mengerahkan usaha dan kemampuan terbaik saya untuk menjadi juara,” pungkas Supriadi. (jpg)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Terjungkal di Posisi Ke-6, MU Masih Pede Juara
Redaktur & Reporter : Budi