jpnn.com - PALU sudah diketuk. Josep Maria Bartomeu menjadi pemenang pemilih presiden baru Barca. Suporter Barcelona sepakat bulat kalau uang yang berlimpah, lebih penting daripada kemerdekaan bangsa Catalan dan pengembangan La Masia.
Terpilihnya sang incumbent, Josep Maria Bartomeu menjadi presiden Barcelona memang tidak mengejutkan. Hasil voting yang dilakukan di Camp Nou, Sabtu kemarin (18/7), menyatakan dia meraup suara sampai 54,63 persen.
Unggul jauh atas Joan Laporta yang hanya meraup 33,03 persen suara. Lantas peringkat ketiga ditempati Agusti Benedito dengan 7,16 persen suara, dan Toni Freixa 3,7 persen suara.
BACA JUGA: Bos Tersangkut Kasus Korupsi, Nasib Forward Racing di Ujung Tanduk
Dilansir dari Marca, dari 109.367 anggota klub yang berhak memberikan suara, hanya 47.720 yang datang memberikan vote. Luis Enrique, Gerard Pique, Andres Iniesta, Carles Puyol dan Xavi Hernandez turut datang memberikan suaranya.
Meski sebagai incumbent, Bartomeu baru menjabat presiden dari tahun 2014. Mundurnya Sandro Rosell yang tersandung kasus hukum transfer Neymar membuatnya naik menjabat Barcelona 1. Kemenangan pada pemilihan ini membuatnya akan menjabat presiden Barcelona hingga 2021.
BACA JUGA: Tekuk Petenis Prancis, Murray Bawa Inggris ke Semifinal
Sosok ini lekat dengan rezim Sandra Rossel. Banyak kasus yang melekat dengannya, mulai dari transfer Neymar yang janggal, pembelian pemain di bawah umur hingga pengemplangan pajak yang kini diusut pengadilan Spanyol.
"Sedang disidang karena tuduhan korupsi, pengemplang pajak, dan penipuan, ia tidak dalam posisi yang tepat untuk terpilih sebagai presiden klub," kritik legenda Belanda dan Barca, John Cruyff. Wajar saja Cruyff melontar kritik sepedas itu mengingat dia dikenal dekat dengan John Laporta.
BACA JUGA: Tim Medioker Turki Tawari Pangeran Roma Gaji Rp 150 Miliar
Kemenangan Bartomeu ini disikapi sebagian Cules dengan rasa duka. Dilansir dari Eurosport, fans Barca merasa Bartomeu lekat dengan rezim Sandra Rossel yang mudah menggadaikan identitas klub untuk uang semata. Masuknya Qatar dan banyaknya bibit La Masia yang dijual jadi sebabnya.
Dalam kampanyenya, Bartomeu menjanjikan dia tak akan melepas kerjasama dengan Qatar yang membuat Barca dapat gelontoran uang 650 juta euro per musim. Temuan pelanggaran HAM terhadap para pekerja dalam pembangunan stadion demi menyambut piala dunia 2022 yang dilakukan Qatar diabaikan begitu saja oleh Bartomeu."Harusnya Barca memiliki daya tawar yang lebih untuk menyikapi kasus ini," ucap Batiste, salah seorang pentolan fans Barca.
Kata dia, slogan klub Mes Que un Club (Lebih dari sekedar klub) kini telah berganti jadi Diners Mes Que un Club (Uang lebih penting dari sekedar klub). Dia merasa, Identitas sebagai Katalan kini telah hilang. "Aku benar-benar malu dengan suasana di Camp Nou saat ini. Stadion lebih banyak diisi oleh turis, tiket yang mahal membuat penduduk lokal enggan datang. Ketika turis ini datang ke stadion mereka hanya duduk seperti di teater, tak bernyanyi dan mendukung pemain," kata dia.
Meski identitas katalan kini mulai luntur anehnya, Bartomeu tetap bisa melanggeng mulus. Lee Roden, jurnalis EPSN yang tinggal di Katalunya mengatakan para Cules kini sudah berfikir rasional. Pragmatisme mengalahkan romantisme.
"Isu-isu sosial dan politik sudah tak laris terhadap fans. Kampanye "Mes que un club" dan kemerdekaan Katalan yang dikampanyekan Joan Laporta plus rencana mencabut Qatar dari kostum untuk menjaga kesucian klub sudah tidak menarik fans, " ujarnya.
Kata dia, fans kini berfikiran realisis. Kampanye neraca keuangan klub serta rencana-rencana bisnis yang dilakukan Bartomeu lebih mudah dicerna ketimbang isu-isu politik Laporta yang dirasa utopia. "Mayoritas pemilih Bartomeu adalah kelompok usia tua yang konservatif. Mereka kini tak peduli dengan isu-isu politik, hasil treble winners yang didapat musim lalu membuat hal itu berubah. Untuk apa mendukung lain jika Bartomeu bisa memberikan treble lagi?" kata Roden.
Kekalahan dari Bartomeu ini disikapi oleh Laporta secara legowo. "Saya seorang demokrat dan saya menerima hasilnya. Ini adalah kampanye yang sangat sulit karena tidak ada cukup perdebatan, tetapi mari kita hadapi itu," katanya dilansir Football Espana.
Meski diluar sistem, dia berjanji tak akan henti mengeluarkan kritik terhadap pengurus La Blaugrana. "Tidak menyerah, tidak akan pernah. Kami berjuang untuk mendapatkan presiden yang tidak tersangkut masalah legal, untuk terhindar dari kehancuran La Masia, dan menyelamatkan klub dari genggaman Qatar. Kami tidak bisa protes. Saya hanya perlu menjadi fans lainnya, yang akan memantau kinerja klub. Tapi, saya akan terus melawan apa yang terjadi di Barcelona saat ini," ucap Laporta.(wam)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Murray Bawa Inggris Patahkan Kutukan 34 Tahun
Redaktur : Tim Redaksi