jpnn.com, JAKARTA - Munculnya klaster-klaster baru penularan COVID-19 di tingkat lokal akibat mobilitas masyarakat pada bulan suci Ramadan dan akibat libur lebaran tahun ini sepatutnya tidak terjadi.
Satgas Penanganan Covid-19 sebelumnya sudah berkali-kali mengingatkan bahwa tradisi mudik dan halalbihalal lebaran secara tatap muka agar ditunda hingga pandemi reda. Atau, opsi alternatif dengan menyelenggarakannya secara virtual.
"Seperti yang sudah saya peringatkan sebelumnya bahwa kegiatan-kegiatan tersebut berpotensi meningkatkan penularan, dan berdampak pada meningkatnya kasus positif Covid-19 di Indonesia," kata Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito dalam keterangan pers di Graha BNPB, Selasa (25/5).
Wiku melihat Indonesia belum sepenuhnya berhasil mencegah penularan COVID-19. Hal itu merujuk adanya klaster-klaster baru penularan. Padahal, masyarakat seharusnya bisa belajar dari pengalaman libur panjang sebelumnya.
Melihat perjalanan penanganan pandemi Covid-19 sejak bulan Maret di 2020 lalu, masyarakat seharusnya terus berhati-hati serta meningkatkan kepatuhannya terhadap protokol kesehatan.
Wiku juga mengatakan, pemerintah telah berupaya berkolaborasi dengan masyarakat, tokoh, beserta pemuka agama.
BACA JUGA: Serangan COVID-19 di Dunia Mengerikan, China Imbau Warganya Tidak ke Luar Negeri
Hal itu tujuannya agar penularan Covid-19 dapat dicegah. Dan kebijakan pemerintah dalam mengatasi pandemi dapat terlaksana secara efektif.
"Dari sini kami belajar, sebagus apa pun kebijakan yang dibuat apabila tidak diikuti dengan partisipasi aktif dari seluruh masyarakat, maka tidak akan terimplementasi dengan baik untuk memberikan dampak positif," kata Wiku. (tan/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
BACA JUGA: Vaksin Astrazeneca Diyakini Ampuh Melawan Varian Baru Covid-19
BACA JUGA: Pak Wiku Jelaskan Pertimbangan Pemerintah Menggunakan Vaksin Sinovac
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga