Namun Wahyu menegaskan angka kerugian BUMN berkurang dari tahun 2011 yang mencapai Rp 3,548 triliun. "Jumlah perusahaan yang merugi, turun dari periode sebelumnya sebanyak 22 BUMN," ujar Wahyu di Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (28/12).
Perusahaan BUMN yang masih merugi di antaranya PT Energy Management Indonesia, PT Industri Sandang Nusantara, PT Industri Soda Indonesia, Perum Film Nasional.
Di tempat yang sama, Kepala Biro Perencanaan dan Sumber Daya Manusia Kementerian BUMN Imam Apriyanto Putro menjelaskan, dari 141 perusahaan pelat merah yang ada saat ini, ternyata belum semuanya menyampaikan laporan prognosa kinerja keuangannya. Namun dari laporan sementara yang diterima, baru delapan BUMN yang dinyatakan rugi.
"Dari semua BUMN yang sudah menyampaikan laporan prognosa 2012, ada delapan BUMN yang merugi. Yaitu Inhutani II, Semen Kupang, PAL Indonesia, INKA, Dok dan Perkapalan Surabaya, Kertas Leces, Merpati, dan Pengerukan Indonesia," sambung Imam.
Sisanya, dari BUMN belum menyampaikan laporan pragnosa akan ada lagi delapan perusahaan plat merah yang diperkirakan merugi. "Tapi kami perkirakan ada delapan dari 11 (belum menyerahkan laporan pragnosa), itu yang masih merugi," pungkasnya. (chi/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pengawasan Distribusi BBM ke Pertambangan dan Perkebunan Diperketat
Redaktur : Tim Redaksi