PURBALINGGA- Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) kabupaten Purbalingga sampai saat ini tidak bisa menunjukkan angka pasti jumlah pengangguran riil di Purbalingga. Dinas mengakui kesulitan mengalami kendala untuk memastikan angka pengangguran riil itu. Pasalnya, dinas belum mengetahui batasan atau kriteria seseorang disebut penganggur serta keterbatasan petugas pendata di lapangan.
“Kami akui sangat susah mendata pengangguran yang sebenarnya. Contohnya, ada buruh tani yang hanya mendapatkan uang saat musim panen. Anak yang kerja musiman dan lainnya. Harus ada batasan yang jelas tentang kriteria pengangguran,” jelas Kepala Dinsosnakertrans Purbalingga, Ngudiarto SH.
Ia berdalih sangat kesulitan dalam mendata sampai ke lapangan atau rumah. Menurutnya, hal ini tidak dialami Kabupaten Purbalingga saja. Pemerintah pusat sampai saat ini juga masih belum bisa menunjukan data pengangguran yang valid se Indonesia.
Kesulitan ini pernah diungkapkan dalam setiap pertemuan dengan provinsi maupun pusat. Namun sampai saat ini belum ada solusi dan cara memperoleh data riil pengangguran. Data pemohon kartu pencari kerja (Kartu Kuning), tidak dapat menjadi dasar jumlah pengangguran pasalnya, angkanya tidak sebanding dengan pengangguran senyatanya.
“Saat ini kami mendata dari pemohon kartu pencari kerja, ada sekitar 6 ribu lebih pencari kerja yang diasumsikan masih menganggur saat mengajukan kartu. Namun jika didata seluruhnya, pasti jumlanya bisa berpuluh kali lipat,” tambahnya.
Ngudiarto juga mengatakan, sampai saat ini saja, para pencari kerja yang sudah terdaftar di suatu perusahaan atau tempat kerja tak pernah melaporkan diri. Seharusnya melaporkan diri setiap 6 bulan. Yaitu perpanjangan kartu kuning atau kartu pencari kerja itu.
Meskipun begitu, untuk menekan angka pengangguran di Purbalingga, sejumlah program selalu dijalankan. Mulai dari pengiriman tenaga kerja antar kerja antar daerah (AKAD), maupun permintaan tenaga kerja ke luar Jawa di luar Transmigrasi.
Ia mengatakan, sejak tahun 2010 jumlah tenaga kerja yang terserap ada sebanyak 286 tenaga kerja AKAD, 2011 220 tenaga kerja dan 2012 (sampai triwulan 2012, 88 orang). Masing- masing ke wilayah Provinsi Kalimantan Timur dan Batam.
“Adanya pameran bursa kerja juga minimal bisa membantu mendukung pengentasan pengangguran. Meski tidak besar- besaran, namun ada upaya memberikan lowongan pekerjaan atau kesempatan bekerja pada para pencari kerja selama ini,” katanya. (amr/bdg)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sweeping Tempe Berakhir Ricuh
Redaktur : Tim Redaksi