Jurus Andalan 3 Perbankan Nasional dalam Memacu Digitalisasi

Rabu, 28 September 2022 – 19:34 WIB
Perbankan mulai melakukan adaptasi dan digitalisasi dalam memenuhi kebutuhan nasabahnya. Foto: Dok event Winning in Digital Disruption Era

jpnn.com, JAKARTA - Perilaku nasabah mulai berubah dari konvensional menjadi lebih digital sejak terjadi pandemi Covid-19. Oleh karena itu, perbankan mulai melakukan adaptasi.

Head Enterprise Data Management BRI Maulana Yusuf mengatakan pihaknya sudah memasuki tahap digitalisasi jauh sebelum ada pandemi, yakni sejak 2017.

BACA JUGA: Perluas Penerima Layanan Perbankan, BTN Gandeng BNN

Menurutnya, salah satunya dengan menciptakan aplikasi yang bisa mengotomisasi bisnis proses di unit kerja atau mendigitizing yang manual menjadi otomatis.

Selain itu, BRI juga menyiapkan 37 ribu duta besar digital atau digital ambassador untuk mengedukasi nasabah.

BACA JUGA: OK Bank Berkomitmen Tingkatkan Layanan Perbankan

Adapun tugas mereka adalah mengajak nasabah yang tadinya antidigital untuk mau menggunakan aplikasi.

"Karena kalau tidak diberi edukasi terakit data akan muncul bencana. Itu adalah tugas dari digital ambassador,” kata Maulana saat menjadi pembicara dalam event Winning in Digital Disruption Era yang diselenggarakan Katadata – Sibernetik Integra Data, di Jakarta, Rabu (28/9).

BACA JUGA: BNPP, Kemendagri, dan BRI Lanjutkan Kerja Sama Pemanfaatan Layanan Perbankan Berbasis TI

Maulana menjelaskaan sejak 2020 BRI juga sudah mulai memanfaatkan artificial intelligence dengan membuat BRIBrain.

Ada empat hal yang dikembangkan oleh BRIBrain. Pertama yaitu credit underwriting process, dengan menggunakan BRIBrain, proses pengajuan kredit yang tadinya perlu waktu dua minggu sekarang bisa diproses hanya dalam hitungan menit.

BRI menggunakan scoring yang pakai data eksternal dan juga perliaku nasabah serta demografi. Produk yang sudah ada saat ini adalah Ceria dan Pinang.

"BRIBrain juga terkait dengan customer engagement yang bisa digunakan untuk menganalisis merchant EDC yang potensial untuk dijadikan BRILink,” jelas Maulana.

BRIBrain juga terkait Fraud and Risk Analytics di mana perbankan bisa mendeteksi kejanggalan dari transaksi penarikan tunai yang dilakukan nasabah di ATM.

Head of IT Architecture & Strategy Division Bank BNI Ari Pratiwi mengungkapkan Xpora merupakan salah satu produk digital yang dibuat perseroang dalam mempermudah nasabah khususnya UMKM dalam melakukan bisnis.

BNI melalui Xpora menawarkan beragam layanan digital yang bisa digunakan oleh pelaku UKM dari berbagai tingkatan, mulai dari yang masih merintis hingga yang siap memperluas pasar ke luar negeri.

“Tantangan utama dalam digitalisasi antara lain adalah integrasi data. Kami harus tahu profile data di lokal, UMKM mana yang bisa kami tawarkan untuk dibantu dan UMKM mana yang siap untuk go global. Ini masih menjadi tantangan terbesar,” kata Ari.

Di sisi lain, SVP Digital Banking Delivery Bank Mandiri, Victor Erico Korompis mengatakan untuk menjamin kenyamanan dan keamanan para nasabahnya, pihaknya telah membuat satu produk yang diberi nama Livin.

Livin dari Bank Mandiri ini merupakan 100 persen karya anak bangsa sebagaimana yang diungkapkan oleh Victor, yang memiliki empat tahapan, dan berfokus menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh para nasabah.

Livin adalah produk Mandiri yang 100 persen karya anak bangsa, karya anak Mandiri.

"Jadi, kalau kami lihat di sini, dalam journey-nya, balik lagi, fokus kami ke siapa sih, ke customer-nya ya, gimana kami bisa fokus ke customer. Jadi sekarang kita itu ada dalam 4 tahapan Livin,” kata Victor.

Lebih lanjut, Victor mengungkapkan produk Livin yang dibuat oleh Bank Mandiri ini setiap bulannya mendapatkan lebih dari satu juta nasabah yang bergabung, sejak launcing pada 2 Oktober 2021.

“Ketika kita launcing pada 2 Oktober 2021, ternyata solusi ini sangat disukai customer, dan setiap bulan itu ada lebih dari 1 juta nasabah,” ungkap Victor.

“Sekarang posisi kita sudah 11 juta nasabah yang aktif dalam Livin’. Kalau download-nya sudah lebih dari 15 juta download,” imbuh Victor.

CTO Sibernetik Integra Data, Arif Hasani mengemukakan dua solusi dalam menjawab tantangan teknologi sebagai responsnya terhadap produk Livin dari Bank Mandiri.

Arif Hasani mengatakan ada banyak data pengguna teknologi dalam aktivitas perbankan yang memerlukan wadah besar, yang sanggup menampung data-data tersebut.

Sibernetik Integra Data sendiri diketahui saat ini sedang menjalin kerjasama dengan Qlik, Confluent, dan Imply dalam menyediakan tempat bagi data-data para pengguna teknologi yang dinamakan Aerospike.

"Sibernetik Integra Data memiliki solusi untuk menjawab tantangan ini," katanya.

Arif menjelaskan pertama, Sibernetik punya central point yang menggunakan messaging sebagai salah satu solusi, dan solusi for front solution yang bekerjasama dengan Qlik dan Confluent.

"Ini yang memiliki kemampuan skalabilitas yang sangat tinggi, jadi kita bisa menjawab jutaan per second mulai dari ribuan per second, sehingga kita bisa langsung masuk ke dalam ranah real time,” kata Arif.

Kedua, setelah memiliki data besar dan real time, Sibernetik punya challenge.

"Itu taruh di mana, bagaimana memanfaatkannya. Di sinilah Sibernetik Integra Data juga bekerjasama dengan Imply untuk menganalisa data, dan juga dengan Aerospike untuk bisa menampung data-datanya,” tuturnya.(mcr10/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
perbankan   Digitalisasi   nasabah   BNI   BRI   Mandiri   data  

Terpopuler