jpnn.com, JAKARTA - Pemerintah terus berupaya meningkatkan produksi pertanian. Dalam rangka itu, Kementerian Pertanian (Kementan) menargetkan pembangunan 138 unit irigasi perpipaan.
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan, irigasi perpipaan merupakan bentuk pemanfaatan sumber air permukaan dengan menggunakan pipa untuk suplesi melalui sistem gravitasi. "Ini untuk meningkatkan intensitas pertanaman, meningkatkan produktivitas pertanian, pendapatan dan kesejahteraan petani, yaitu dengan memanfaatkan potensi sumber air permukaan sebagai air irigasi," katanya, Selasa (7/4).
BACA JUGA: Langkah Kementan Gandeng Jasa Layanan Online Dinilai Tepat
Pejabat yang kondang dengan inisial SYL itu menjelaskan, pengembangan irigasi perpipaan merupakan kegiatan yang difokuskan pada optimalisasi pemanfaatan sumber air permukaan sebagai suplesi air irigasi. "Irigasi perpipaan ini juga mendukung sub sektor tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan (kebun HMT dan/atau untuk sanitasi dan minum ternak) dari aspek penyediaan air," jelasnya.
Pelaksanaan kegiatan irigasi perpipaan ini dilakukan secara swakelola dengan pola padat karya yang melibatkan partisipasi penuh anggota kelompok tani penerima bantuan. Pelibatan kelompok tani itu mencakup tahap perencanaan, pelaksanaan, pemanfaatan, serta pemeliharaan.
BACA JUGA: Kementan Genjot Irigasi untuk Meningkatkan Produksi Pertanian
"Kegiatan irigasi perpipaan diprioritaskan pada lokasi kawasan pertanian yang sering mengalami kendala atau kekurangan air irigasi terutama pada musim kemarau," tambahnya.
Sementara Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (Dirjen PSP) Kementan Sarwo Edhy menjelaskan, alokasi irigasi perpipaan tahun anggaran 2020 sebanyak 138 unit. Hingga 6 April 2020, yang terealisasi sudah mencapai 44 unit atau 27,20 persen dengan nilai Rp 3,7 miliar.
Pelaksanaan fisik dilakukan oleh kelompok tani penerima manfaat tersebut secara padat karya yang dibimbing oleh petugas pertanian yang ada di daerah. "Tujuannya meningkatkan intensitas pertanaman minimal 0,5 pada lahan sawah, juga untuk membuka lapangan pekerjaan bagi petani setempat,"ungkap Sarwo Edhy.
Sarwo Edhy menambahkan, lokasi irigasi perpipaan diprioritaskan pada lahan yang sering mengalami kekurangan air terutama pada musim kemarau, serta dekat dengan sumber air. Salah satu contohnya adalah pengerjaan irigasi perpipaan oleh Kelompok Tani Mekar Laksana di Kecamatan Paseh, Kabupaten Bandung yang melayani 30 hektare tanaman pangan.
"Kami berharap bantuan irigasi ini bisa dimanfaatkan dengan maksimal sehingga petani bisa menanam dengan tenang dengan hasil maksimal juga," pungkas Sarwo Edhy.(eno/jpnn)
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi