Jutaan Kodok Beracun Resahkan Warga Queensland

Senin, 09 April 2012 – 20:20 WIB

QUEENSLAND - Jika warga di sejumah daerah di Indonesia resah dengan serbuan serangga Tomcat, lain lagi dengan warga Queensland, Australia. Warga di benua Kanguru itu kini resah dengan meningkatnya populasi kodok beracun di permukiman mereka.

Memang kodok ini tak menyerang manusia, namun jumlahnya yang terus membengkak menjadi ancaman tersendiri. Pasalnya, tidak ada predator alami yang bisa memangsa hewan ampibi ini. Kalaupun ada hewan yang coba-coba memakannya, dipastikan mereka akan langsung tewas oleh racun alami yang ada dalam tubuh si katak.

Karena itulah ribuan warga setempat, pekan ini ikut berpartisipasi membasmi kodok yang jumlahnya ditaksir mencapai 200 juta ekor ini. Populasi ini  jauh lebih banyak dari jumlah penduduk Australia secara menyeluruh.

‘’Mereka ini salah satu binatang paling merusak,  makhluk yang paling menjijikkan dan mereka membunuh satwa liar asli kita serta mengambil alih habitat kita,’’ ujar Shane Knuth, seorang politisi Queensland kepada BBC Sabtu (7/4).

Dalam sejarahnya, hewan ini pertama kali diperkenalkan di Queensland sekitar tahun 1930. Saat itu sejumlah ilmuwan menggunakannya dalam  eksperimen untuk membasmi serangga.

Namun percobaan itu gagal, sementara populasi kodok berkembang pesat karena tak ada satwa lain yang berani memangsanya.   Kini kodok ini telah menyebar luas  dari Queensland hingga ke  New South Wales.(zul/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... AS Batasi Operasi Militer Malam Hari di Afghanistan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler