KA Jakarta-Surabaya 160 Km per Jam Pakai Jalur Existing

Kamis, 07 September 2017 – 09:18 WIB
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi. Foto: dok/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Hampir dipastikan, kereta semicepat Jakarta-Surabaya akan menggunakan jalur rel yang telah ada (existing). Tidak membangun jalur baru seperti pertimbangan Kementerian Perhubungan sebelumnya.

Kemarin (6/9) Wakil Presiden Jusuf Kalla memberikan arahan kepada Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono terkait realisasi proyek strategis tersebut.

BACA JUGA: KA Jakarta-Surabaya Kecepatan 160 KM per Jam

Budi menuturkan, pertimbangan menggunakan jalur existing untuk mempercepat realisasi kereta semicepat Surabaya-Jakarta. Sebab, tidak perlu memindah lagi stasiun kereta api.

''Tidak perlu ada pembebasan lahan,” ujar Budi usai bertemu dengan JK di Kantor Wakil Presiden kemarin sore (6/9).

Pemerintah hanya perlu menyelesaikan perlintasan sebidang yang selama ini menjadi biang kemacetan dan kecelakaan. Total di jalur Jakarta-Surabaya ada 500-800 perlintasan sebidang yang harus diselesaikan.

Pada saat melintasi perlintasan sebidang itu, kereta api melaju lebih pelan sekitar 90 kilometer per jam (kpj). Padahal sebenarnya rel yang tersedia saat ini bisa dipakai untuk hingga kecepatan 150 kpj. Sedangkan kereta semicepat minimum 160 kpj.

”Sekarang saya sama Pak Basuki (Menteri PUPR) sudah punya anggaran sendiri untuk buat perlintasan sebidang. Jadi percepatan ini natural,” imbuh Budi.

Selain itu, Kementerian PUPR punya teknologi flyover berbiaya murah. Teknologi bernama corrugated mortarbusa pusjatan (CMP) itu sudah diaplikasikan untuk flyover Antapani, Bandung.

Teknologi tersebut bisa dipakai untuk mengatasi perlintasan sebidang agar lebih aman dan tidak menimbilkan kemacetan lagi.

”Kalau bisa dibikin flyover ya flyover kalau lebih gampang, kalau enggak ya underpass,” sahut Basuki.

Dibandingkan dengan opsi lain, penggunaan jalur rel existing itu tidak akan sampai menghabiskan Rp 80 triliun. Diperkirakan hanya membutuhkan dana investasi Rp 50 triliun.

Pemerintah masih membahas skema pembiayaan dari APBN dan bantuan dari Jepang. ”Porsinya belum,” timpal Basuki.

Lebih lanjut, Budi menuturkan setelah bertemu Wapres, hasilnya akan langsung disampaikan kepada Special Advisor to PM Jepang Hiroto Izumi. Termasuk keputusan penggunaan jalur existing.

”Jalur existing itu idenya Jepang, mereka memang konservatif di situ,” ujar Budi.

Dia memastikan teknologi kereta api yang akan dipergunakan bukan sistem elektrifikasi seperti pernah diwacanakan Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan. Kereta api itu tetap menggunakan lokomotif disel. Kecepatan kereta bisa di atas 160 kpj.

Sebelumnya, Kemenhub setidaknya punya tiga opsi untuk kereta api semicepat Jakarta-Surabaya. Yakni menggunakan jalur existing tanpa perubahan, merevitalisasi jalur existing, dan membuat jalur baru.

Nah, kemenhub awalnya berencana lebih mengutamakan membuat jalur nonexisting. Salah satu alternatif jalur non-existing itu, bila memungkinkan menggunakan lahan di sisi jalur tol trans-Jawa.

Dengan demikian tidak dibutuhkan waktu yang lama karena lahan sudah tersedia. Pertimbangan lain adalah kecepatan kereta api yang minimal 160 kpj. (jun/oki)


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler