jpnn.com, BOGOR - Hati-hati jika ingin membeli udang di pasar. Bisa jadi yang anda beli itu adalah udang palsu.
Apalagi, kabarnya, udang palsu asal Tiongkok itu sudah masuk ke Indonesia.
BACA JUGA: Suka Tantangan? Datanglah ke Warung Misterius di Kota Bogor
Tak mau kecolongan, Dinas Pertanian (Distani) Kota Bogor melakukan antisipasi dengan melakukan inspeksi mendadak (sidak) di Pasar Swalayan Super Indo, Jalan Pahlawan dan Lippo Plaza Bogor, kemarin (5/6).
Kabid Perikanan pada Distani Kota Bogor, drh Wina Patriantariksina menjelaskan, pengawasan ini sudah menjadi rutinitas, baik di hari-hari biasa, menjelang Ramadan maupun Lebaran.
BACA JUGA: Ini Penyebab Kecelakaan Maut di Puncak Ciloto
Target pengawasan bukan hanya ikan air tawar, tapi ikan air laut juga olahan ikan lainnya.
"Kami mendengar ada isu tentang beredarnya udang palsu dari Tiongkok. Untuk Kota Bogor, kami melakukan langkah-langkah antisipasi. Pertama, pengawasan udang yang beredar di Kota Bogor yang dilakukan dengan pengujian di dua supermarket, terhadap udang beku," kata Wina.
BACA JUGA: Kecelakaan Maut di Jalur Puncak Minggu Pagi, 11 Orang Tewas
Hasilnya, udang yang masuk ke dua supermarket tersebut adalah asli. Dia pun memberikan tip untuk menentukan udang tersebut asli atau tidak. Caranya, dengan pemanasan baik itu direbus atau digoreng.
"Kita bisa membedakan antara udang asli dan palsu dari tiga macam cara. Pertama dilihat dari warnanya, jika udang tersebut palsu warnanya akan pucat, dibanding udang asli," ucapnya kepada Radar Bogor (Jawa Pos Group) kemarin.
Kemudian, dari konsistensi atau kekenyalan, udang asli itu rapuh atau mudah patah, sedangkan udang palsu itu seperti karet jadi kenyal. Dan ketiga dari aromanya, udang asli itu aromatis, tetapi udang palsu itu bau plastiknya lebih dominan.
Jadi, sambung dia, cara ini mudah sekali dan dapat dilakukan oleh ibu-ibu di rumah. Karenanya, pihaknya mengimbau untuk masyarakat Kota Bogor tidak usah merasa resah soal viralnya udang palsu dari Tiongkok.
Untuk Kota Bogor aman dan produk ikan di Kota Bogor di bawah pengawasan dan pembinaan Distani.
"Pengujian kita lakukan dengan dua tahap. Pertama, resist test, uji ketat yang dilakukan di tempat, kemudian di laboratorium. Sampel yang kita bawa akan diteliti lebih mendalam di lab yang kita tunjuk dan sudah terakreditasi," ungkapnya.
Lama pemeriksaan, menurut dia, tergantung dari jenis uji yang dilakukan. Di antaranya uji formalin, rodamin, dan boraks. Waktunya kurang lebih satu minggu, tergantung jumlah dan jenis pemeriksaan.(wil/c)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Polisi Bakal Bubarkan Aksi Demo di Puncak saat Long Weekend
Redaktur & Reporter : Budi