jpnn.com - JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) didampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla telah memperkenalkan 34 anggota kabinetnya sebagai menteri dengan nama Kabinet Kerja. Pengumuman dilakukan di depan Istana Negara, Minggu (26/10)
Sebagai sebuah proses, menurut Laode Ida, tidak ada yang bisa menghentikannya. Karena apapun yang dilakukan Presiden RI adalah sah sebagai pemilik hak prerogatif.
BACA JUGA: Ditanya Soal Rangkap Jabatan, Tjahjo: Saya Lapor Ibu Dulu
"Dilihat dari latar belakang etnik dan budaya orang-orangnya, sungguh menunjukkan kurang sensitifnya Sang Putra Solo itu terhadap basis budaya yang beragam di negeri ini," kata Laode Ida.
Dijelaskan Laode Ida, dari 34 pos menteri, hanya empat orang dari Kawasan Timur Indonesia (KTI). Mereka adalah Menteri Perdagangan Rahmat Gobel (Gorontalo), Menteri Perindustrian Saleh Husin (NTT), Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Anak, Yohana Yembise (Papua) dan Menteri Pertanian Amran Sulaiman (Sulawesi Selatan).
BACA JUGA: Jadi Menteri Sosial, Khofifah Menangis di Istana
Mantan Wakil Ketua DPD RI itu juga mempertanyakan tidak satu pun di antara putra Pulau Kalimantan teridentifikasi masuk dalam Kabinet Kerja Jokowi-JK. Selebihnya, 30 orang lainnya dari suku Jawa dan Sumatera.
"Ini sungguh luar biasa. Tak pernah terbayangkan sebelumnya kalau kebijakan rekrutmen pengelola negeri sungguh tidak sensitif atas realita keragaman suku dan budaya seperti itu," tegasnya.
BACA JUGA: Pesan Jokowi ke Ignasius: Harus juga Tidur di Kapal Laut
Lebih lanjut, Laode Ida juga menyetir Komisioner Komnas HAM, Natalius Pigai tentang Presiden Jokowi yang menilai Jokowi menunjukkan penonjolan suatu kelompok suku di satu pihak, dan diskriminasi suku di pihak lain.
"Saya tidak tahu apa yang ada dalam benak Pak Jokowi, padahal saya anggap beliau sebagai orang yang bisa sensitif atas keragaman budaya bangsa. Bukan diabaikan seperti sekarang ini," tegasnya. (fas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dipilih jadi Mendagri, Tjahjo Lapor Mega
Redaktur : Tim Redaksi