JAKARTA - Mantan Ketua DPC Partai Demokrat (PD) Cilacap, Tri Dianto menilai presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang juga merupakan ketua umum PD tidak konsisten dengan kata-katanya.
Dulu SBY pernah melontarkan menteri-menteri dari partai agar fokus bekerja pada tugasnya masing-masing sebagai menteri tanpa terganggu oleh kegiatan di partai. Namun SBY dalam kapasitasnya sebagai ketua umum PD menunjuk Syarief Hasan sebagai Ketua Harian DPP Demokrat dan EE Mangindaan sebagai Ketua Harian Dewan Pembina.
Padahal keduanya saat ini memegang jabatan sebagai menteri. Syarief menjabat menteri koperasi dan usaha kecil menengah. Sedangkan Mangindaan menjabat menteri perhubungan.
"SBY tidak konsinten katanya menteri-menteri disuruh konsentrasi kerja kok Syarief Hasan malah diangkat menjadi ketua harian, kenapa tidak cari yang lain?" ujar Tri dalam keterangan pers, Senin (1/4).
Selain itu, Tri menyebut PD sebagai partai orang tua. Penilaian tersebut didasarkan pada para pemegang pimpinan di partai berlambang segitiga mercy itu. "SBY sebagai ketua umum, kemudian ada Syarief Hasan, Mangindaan, dan Marzuki," terang dia.
Jika melihat kondisi seperti itu, menurut Tri masa depan PD akan suram. Loyalis Anas itu pun menilai langkah ditempuh SBY dalam menempatkan kader untuk mengurus partai juga salah.
"SBY salah harusnya kader yang bersih untuk mengurus partai bukan malah menempatkan kader atau elit yang sudah oleh rakyat dianggap tidak bersih," ucap dia.
Saat ini kata Tri, survei Demokrat berada pada kisaran 4 persen. Kalau hal seperti itu tetap terjadi maka Demokrat sangat susah untuk lolos pada Pemilu 2014 dan akhirnya Demokrat hanya tinggal cerita saja.
Karena sambung dia, SBY lebih suka dibantu dan dikelilingi para sengkuni dan para penjilat yang selalu memuji SBY. Sementara yang bisa kerja dan mempunyai pemikiran serta sikap kritis tidak disukai.
"Ini akan jadi bencana bagi Demokrat dan SBY sendiri, SBY seakan akan demokratis tapi ternyata SBY feodal seperti raja," tandasnya. (gil/jpnn)
Dulu SBY pernah melontarkan menteri-menteri dari partai agar fokus bekerja pada tugasnya masing-masing sebagai menteri tanpa terganggu oleh kegiatan di partai. Namun SBY dalam kapasitasnya sebagai ketua umum PD menunjuk Syarief Hasan sebagai Ketua Harian DPP Demokrat dan EE Mangindaan sebagai Ketua Harian Dewan Pembina.
Padahal keduanya saat ini memegang jabatan sebagai menteri. Syarief menjabat menteri koperasi dan usaha kecil menengah. Sedangkan Mangindaan menjabat menteri perhubungan.
"SBY tidak konsinten katanya menteri-menteri disuruh konsentrasi kerja kok Syarief Hasan malah diangkat menjadi ketua harian, kenapa tidak cari yang lain?" ujar Tri dalam keterangan pers, Senin (1/4).
Selain itu, Tri menyebut PD sebagai partai orang tua. Penilaian tersebut didasarkan pada para pemegang pimpinan di partai berlambang segitiga mercy itu. "SBY sebagai ketua umum, kemudian ada Syarief Hasan, Mangindaan, dan Marzuki," terang dia.
Jika melihat kondisi seperti itu, menurut Tri masa depan PD akan suram. Loyalis Anas itu pun menilai langkah ditempuh SBY dalam menempatkan kader untuk mengurus partai juga salah.
"SBY salah harusnya kader yang bersih untuk mengurus partai bukan malah menempatkan kader atau elit yang sudah oleh rakyat dianggap tidak bersih," ucap dia.
Saat ini kata Tri, survei Demokrat berada pada kisaran 4 persen. Kalau hal seperti itu tetap terjadi maka Demokrat sangat susah untuk lolos pada Pemilu 2014 dan akhirnya Demokrat hanya tinggal cerita saja.
Karena sambung dia, SBY lebih suka dibantu dan dikelilingi para sengkuni dan para penjilat yang selalu memuji SBY. Sementara yang bisa kerja dan mempunyai pemikiran serta sikap kritis tidak disukai.
"Ini akan jadi bencana bagi Demokrat dan SBY sendiri, SBY seakan akan demokratis tapi ternyata SBY feodal seperti raja," tandasnya. (gil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Hanura: SBY Harus Pegang Perkataannya
Redaktur : Tim Redaksi