Kader Muda NU Anggap AHWA Kepalsuan

Senin, 03 Agustus 2015 – 12:11 WIB

jpnn.com - JOMBANG - Sejumlah muktamirin kecewa karena kurangnya penghormatan panitia terhadap para ulama pada pembukaan Muktamar Nahdatul Ulama ke-33 di Jombang, Jawa Timur, Sabtu (1/8).

Kader muda NU, Ahmad Jabidi Ritonga mengaku karena para ulama ditempatkan di belakang pejabat. Bahkan Mbah Moen, sapaan KH Maimoen Zubeir yang diusung dalam nomor urut pertama calon anggota ahlul halli wal aqdi atau AHWA ditempatkan di kursi ketiga di belakang orang tak berpeci.

BACA JUGA: Muktamar NU Deadlock, Para Kiai Gelar Rapat Diam-Diam

"Apakah ini tradisi  NU? Ulama dinilai tak lebih terhormat dari anak buah pejabat. Sebagai santri, saya tersinggung. Sebab di pesantren, ada yang lebih penting dibanding jabatan dan uang. Yakni akhlak terhadap ulama," ujar Ahmad, Minggu (2/8)

Menurut dia, sebagai salah satu ulama tersepuh dan teralim, Mbah Moen seharusnya ditempatkan di kursi paling depan. Begitu pula ulama-ulama sepuh lainnya.

BACA JUGA: Ini Harapan Jokowi untuk Muhammadiyah

"Ini mencerminkan bahwa Ahwa yang digadang-gadang panitia sebagai upaya menghormati ulama, adalah palsu. Faktanya panitia lebih hormat pada pejabat," tegas Ahmad.

Fakta serupa tercermin dari rangkaian pidato dalam pembukaan yang didominasi para pejabat negara dan mengurangi ruang para ulama sepuh.

BACA JUGA: PKS: Peran Muhammadiyah Ringankan Beban Negara

"Sekelas Mbah Moen ini seharusnya juga diberi panggung untuk berdoa, ini ditempatkan seperti peserta nomor ketiga. Para ulama biasanya disebut di awal, ini malah Soekarwo (Gubernur Jawa Timur) dan Saeful (Wagub Jatim) yang dihormat dan dimuliakan," kata Ahmad. (zul)

 

 

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ketua GP Ansor Desak Aktor Kisruh Muktamar NU Minta Maaf


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler