jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum DPP PAN Zulkifli Hasan telah memutuskan pelaksanaan Kongres V PAN 2020 pada 10-12 Februari di Kendari, Sulawesi Tenggara. Namun, beberapa kader partai berlambang matahari terbit itu mempertanyakan keputusan tersebut.
Politikus PAN Muslim Ayub menentang keras penetapan lokasi Kongres tersebut karena tidak representatif misalnya dari ketersediaan hotel di Kendari yang tidak memadai untuk menampung para kader PAN untuk hadir dalam hajatan lima tahunan partai tersebut.
BACA JUGA: Diwarnai Kericuhan, Rakernas PAN Gagal Sepakati Lokasi dan Waktu Kongres
“Berapa sih jumlah hotel di sana, Bintang 5 saja hanya satu, selebihnya Bintang 3 dan Bintang 2, itu tidak bisa menampung ribuan kader PAN yang hadir dalam Kongres," kata Muslim dalam keterangan persnya, kemarin.
Mantan anggota Komisi III DPR RI itu pun mengungkapkan sulitnya akses menuju Kendari khususnya penerbangan. Dia mencontohkan, dirinya yang berasal dari Aceh, harus tiga kali transit untuk bisa sampai Kendari sehingga sangat menyulitkan kader untuk bisa hadir.
BACA JUGA: Bukan Cuma Prabowo, Ketua Umum PAN Juga Diundang ke Kongres PDIP
Muslim menilai, Zulhas dan Panitia Kongres jangan mempersulit kader untuk hadir dalam "pesta" lima tahunan partai tersebut karena kader PAN dari Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Papua akan kesulitan menghadiri kalau Kongres dilaksanakan di Kendari.
"Mantan Gubernur Sulawesi Tenggara mengatakan kepada saya bahwa Kendari belum layak dijadikan tempat penyelenggaraan even politik sekelas Kongres PAN," katanya.
BACA JUGA: Keluarga Besar TNI AL Wilayah Jakarta Gelar Perayaan Natal Bersama
Hal yang paling mendasar yang dipertanyakan Muslim adalah mekanisme penentuan lokasi dan tanggal Kongres yang dilakukan sepihak karena dalam sejarah PAN, penentuan tempat dan tanggal diambil berdasarkan rapat terlebih dahulu bukan keputusan sepihak Ketua Umum.
Dia merinci, seharusnya para calon Ketua Umum yang akan ikut kontestasi Kongres PAN diundang untuk duduk bersama menentukan lokasi dan tanggal Kongres sehingga tidak diputuskan sepihak.
Muslim mengatakan tempat Kongres bisa dilakukan di lokasi yang "netral" bukan tempat asal para kandidat Ketum PAN, misalnya Medan ada kandidat Mulfachri Harahap, Lampung karena ada Zulkifli Hasan, Batam karena ada Asman Abnur.
"Lalu Yogyakarta karena ada Amien Rais, ada banyak lokasi lain yang bisa dijadikan lokasi Kongres misalnya Jawa Barat, Sulawesi Selatan dan Jakarta sehingga jangan di Kendari," ujarnya.
Dia menilai pemilihan lokasi Kongres di Kendari harus segera dievaluasi, karena kenapa harus memaksakan digelar disana? Jangan demi kepentingan pribadi lalu mengorbankan semua kepentingan bersama.
Wakil Bendahara Umum DPP PAN Basiruddin Amirrudin mengaku miris dengan penentuan lokasi Kongres PAN yang ditentukan sepihak oleh Zulhas.
Dia mengatakan kalau mau profesional, verifikasi administrasi dan faktual kesiapan dan kesediaan lokasi yang sudah disebutkan sebelumnya ada beberapa provinsi calon tuan rumah.
Selanjutnya menurut dia, dibawa pada forum resmi yaitu rapat pengurus Harian untuk menentukan tempat dan lokasi Kongres sehingga lebih fair.
Dia mencontohkan, Rapat Harian DPP PAN beberapa waktu yang lalu mengagendakan persiapan pelaksanaan Kongres namun materi Kongres tidak dibahas namun Zulhas justru langsung menunjuk Sekjen PAN sebagai Ketua SC dan menunjuk Ketua OC dalam kondisi rapat yang tidak kondusif.
"Padahal yang kita mau rapatkan di Pengurus Harian adalah quorum kepesertaan rapat karena banyak pengurus harian yang tiba tiba namanya hilang," katanya.
Basiruddin mengatakan, Kongres PAN merupakan even lima tahunan partai dan tempat melahirkan pemimpin partai sehingga seharusnya ikuti saja mekanisme rapat harian tentang lokasi, SC, OC secara terbuka.(fri/jpnn)
Redaktur & Reporter : Friederich