jpnn.com, JAKARTA - Partai Gerindra tengah mendalami insiden yang dialami kadernya, Desmond J Mahesa, di Purworejo, Jawa Tengah, pada Kamis (10/11).
Desmond selaku wakil ketua Komisi III DPR yang sedang melakukan kunjungan kerja di Purworejo disambangi belasan kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang menuntutnya meminta maaf soal ucapannya tentang Bung Karno.
BACA JUGA: Sekjen PDIP Sebut Pernyataan Desmond soal Bung Karno Menyakitkan, Tak Tunjukkan Kedewasaan
Menurut Ketua Harian Partai Gerindra DPR Sufmi Dasco Ahmad, fraksi parpolnya di DPR RI tengah memonitor persoalan itu.
"Kami akan bicarakan di internal fraksi mengenai hal tersebut," kata Dasco kepada awak media di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (11/11).
BACA JUGA: Demi Hubungan yang Harmonis, PDIP Minta Gerindra Berikan Sanksi kepada Desmond
Dasco menjelaskan Fraksi Gerindra DPR akan menggelar pertemuan internal pada hari ini guna membahas keberatan kader PDIP atas pernyataan Desmond.
"Kami akan adakan pertemuan di fraksi untuk bahas hal yang dikeluhkan teman-teman PDIP di Purworejo," ujar mantan ketua Mahkamah Kehormatan DPR (MKD) itu.
BACA JUGA: Desmond Siap-siap Saja, PDIP Takkan Diam Kali Ini, Permasalahan akan Dibawa Sampai Prabowo
Insiden yang dialami Desmond itu bermula ketika legislator dari Daerah Pemilihan II Banten itu mengomentari pernyataan Ketua DPP PDIP Ahmad Basarah yang meminta negara meminta maaf kepada Bung Karno.
Permintaan Basarah itu sebagai tindak lanjut atas gelar Pahlawan Nasional untuk Bang Karno pada 2012. Selain itu, Basarah menyatakan Ketetapan (TAP) MPRS Nomor 33/MPRS/1967 tentang Pencabutan Kekuasaan Negara dari Presiden Soekarno juga telah dicabut dengan TAP MPR Nomor 1/MPR/2003.
TAP MPRS Nomor 33/MPRS/1967 yang bertanggal 12 Maret 1967 memuat tuduhan tentang Presiden Soekarno telah mendukung G30S/PKI. Cap pengkhianat bangsa dan negara pun disematkan kepada Proklamator RI.
Namun, Basarah menganggap pencabutan TAP MPRS Nomor 33/MPRS/1967 dan gelar Pahlawan Nasional untuk Bung Karno membuktikan Presiden Pertama RI itu tidak pernah mengkhianati bangsa dan negara.
Oleh karena itu, Basarah yang juga wakil ketua MPR meminta pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta maaf kepada Bung Karno dan keluarganya.
Pernyataan Basarah itulah yang dikomentari Desmond. Aktivis Reformasi 1998 itu menganggap tuntuan tentang negara harus meminta maaf kepada Bung Karno merupakan hal mengada-ada.
“Negara disuruh minta maaf sama Sukarno? Dari mereka untuk mereka, kentutnya mereka semua," kata Desmond pada Rabu lalu (9/10).
Desmond juga menilai tuntutan tentang permintaan maaf itu sebagai penugasan dari Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri kepada Presiden Jokowi selaku kader.
"Jokowi, kan, cuma petugas partai. Jadi, melaksanakan maunya Megawati habis itu negara minta maaf lagi sama Sukarno," ucapnya.
Pernyataan Desmon itulah yang membuat massa akar rumput PDIP marah. Saat Desmond mengunjungi Purworejo, belasan kader PDIP menyambanginya untuk menuntut pernyataan maaf.(ast/jpnn)
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi