jpnn.com, KENDARI - Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) melatih 200 pemuda Sultra sebagai Kader Pemuda Antinarkoba mulai 1 hingga 4 April mendatang.
Mereka bersal dari Kota Kendari, Bombana, Kolaka, Konawe Utara dan Konawe. Mereka diminta untuk menjadi pelopor memerangi narkoba dan menggas terbentuknya relawan anti narkoba di daerah asalnya.
BACA JUGA: 200 Pemuda Sulawesi Tenggara Dilatih Jadi Kader Pemuda Antinarkoba
"Kader Pemuda Anti Narkoba yang dilatih telah menjadi kader inti untuk melawan peredaran dan penyalahgunaan narkoba di daerahnya. Mereka harus mengetahui banyak hal dan memiliki tanggungjawab besar untuk memerangi narkoba di daerah asalnya," ungkap Dra. Harmawati Kabid Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat BNNP Sultra usai membawakan materi Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) saat pelatihan Kader Inti Pemuda Anti Narkoba di hari ketiga, Rabu (3/4).
Kata Harmawati, mereka harus mampu mewujudkan Desa Bersih Narkoba (Bersinar). Karena itu, mereka wajib memiliki pengetahuan yang mumpuni soal narkoba. Untuk membentuk Desa Bersinar, kata dia mereka berkoordinasi dengan pemerintah setempat, seperti desa, lurah dan bhabintkamtibmas. Apalagi dana desa yang tersedia, kata dia sesuai perintah Kemendes dan Kemendagri, bisa gunakan untuk melakukan sosialisasi bahaya narkoba.
BACA JUGA: Serahkan SK CPNS ke Atlet Berprestasi, Menpora: Selamat Datang di Rumah Pengabdian
"Mereka koordinasi dengan kepala desa untuk memanfaatkan dana yang ada guna melakukan pelatihan relawan narkoba. Pesertanya bisa dari guru, petugas medis, babinkamtibmas, tokoh masyarakat dan lainnya,"ungkap Harmawati.
Selain itu, kata dia dana desa juga bisa untuk membuat atribut kampanye anti narkoba. Bila di daerahnya terdapat sekolah rawan narkoba, kata dia tugas mereka melakukan sosialisasi di sekolah tersebut.
BACA JUGA: 286 Atlet Terima SK CPNS Kemenpora, Termasuk Eko Yuli dan Liliyana Natsir
Dia menambahkan tahun 2018 lalu, BNN telah melakukan pemeriksaan narkoba terhadap remaja di Kota Kendari, Kabupaten Muna dan Kolaka. Hasilnya, remaja Sultra masih masuk kategori dengan ketahanan yang tinggi melawan narkoba. "Jadi remaja kita di Sultra, masih memiliki kesadaran yang tinggi tentang bahaya narkoba. Kita harus bersama- sama memerangi narkoba. Jangan sampai bangsa kita rusak karena pemudanya terjerumus narkoba," katanya.
Sebelumnya, Asisten Deputi Peningkatan Wawasan Pemuda pada Deputi Pemberdayaan Pemuda Kemenpora, Arifin Majid mengatakan Sultra masuk zona merah peredaran narkoba. Barang ilegal tersebut rawan masuk ke provinsi yang memiliki banyak pulau-pulau, sehingga peredarannya lewat jalur laut. Misalnya, Pulau Wanci, Kabupaten Wakatobi, kata dia disinyalir menjadi lalulintas peredaran narkoba karena berbatasan dengan negara lain. Makanya, Sultra menjadi salah satu provinsi yang menjadi lokasi digelarnya pelatihan Kader Pemuda Anti Narkoba.
Katanya, Kemenpora berharap kampanye anti narkoba dari pemuda ini, dapat dilaksanakan dengan berbasis pedesaan.
"Dari 200 pemuda Sultra yang dilatih sebagai Kader Pemuda Anti Narkoba, kita harapkan masing-masing dari mereka bisa merekrut lima pemuda di daerahnya untuk menjadi garda terdepan yang melawan narkoba. Jadi kita target dari 200 pemuda, bisa menjadi 10 ribu pemuda di Sultra yang berperan memerangi peredaran narkoba," unkapnya.
Kegiatan ini merupakan program prioritas kepemudaan Kemenpora guna mengatasi darurat peredaran dan penggunaan narkoba di negeri ini. Program ini digulirkan sejak 2016 dan telah menyisir beberapa provinsi secara bergiliran. Untuk tahun ini, selain Sultra, Pelatihan Kader Inti Anti Narkoba direncanakan digelar di Maluku (Ambon) dan Kepulauan Riau (Batam).(dkk/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ribuan Peserta Gowes Nusantara 2019 Pertama Dilepas di Padang
Redaktur & Reporter : Muhammad Amjad