jpnn.com - JAKARTA - Wakil Ketua Badan Kebijakan Publik Dewan Pimpinan Pusat Partai Keadilan Sejahtera (BKP DPP PKS), Mustafa Kamal, mengingatkan kader PKS untuk tidak meninggalkan tradisi intelektual. Karena menurutnya, berkat intelektualitas-lah negara Indonesia lahir.
"Politik pada dasarnya berakar dari tradisi intelektual. Dari tradisi ini muncul ide mengenai negara dan bagaimana membangun masyarakat yang adil dan sejahtera. Oleh karena itu jangan pernah kader PKS meninggalkan tradisi intelektual," tegas Kamal seperti dilansir dari siaran pers DPP Humas PKS, Minggu (21/9).
BACA JUGA: PKS Bersyukur Tidak Tenggelam di Tengah Badai
Kamal pun menjabarkan pemikiran-pemikiran yang membentuk bangsa ini. Pada tahun 1927 HOS Tjokroaminoto menulis "Islam dan Sosialisme". Buku ini menginspirasi Soekarno untuk menulis "Islam, Sosialisme, dan Nasionalisme". Pemikiran Soekarno ini dikritisi Natsir dalam karyanya "Kapita Selekta". Tiga arus pemikiran inilah yang membentuk konstitusi Indonesia yaitu keislaman, kerakyatan, dan kebangsaan.
"PKS memiliki identitas yang sama dengan identitas bangsa kita yaitu keislaman, kerakyatan, dan kebangsaan. Oleh karena itu anggota legislatif (caleg) PKS harus cakap secara intelektual dalam melaksanakan tugas-tugasnya," ujar Kamal.
BACA JUGA: Gerindra: Pilkada di DPRD Jalan Terbaik Berantas Korupsi
PKS kini sedang menggelar acara silaturahim bertajuk 'Konsolidasi Dan Pengokohan Dakwah Parlemen Untuk Pemenangan Pemilu 2019', di Hotel Grand Sahid Jaya, Sabtu-Minggu (20-21/9). Konsolidasi ini dihadiri lebih dari dari seribu anggota DPR/D dari total 1.217 kader PKS yang duduk di lembaga legislatif mulai tingkat DPR (40 anggota), DPRD tingkat I (160 anggota) dan DPRD tingkat 2 (1.017 anggota). (rmo/jpnn)
BACA JUGA: Obor Rakyat belum Tuntas, Unsur Polri tak Masuk Kabinet
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mega Masih Vital untuk Transisi PDIP
Redaktur : Tim Redaksi