Kades Ramai-ramai Mundur dari Apdesi

Kamis, 27 September 2012 – 08:35 WIB
PURWAKARTA-Kepala Desa ramai-ramai mengundurkan diri dari keanggotaannya di Asosiasi Kepala Desa Seluruh Indonesia (Apdesi), Rabu (26/9). Motif klasik tidak berjalannya program organisasi Apdesi menjadi alasan kuat para kades mundur.

Ditemui salah seorang kepala desa H Ade, Kepala Desa Tegalwaru mengatakan, ia pesimis Apdesi bisa bekerja baik. Pasalnya, sudah lebih dari satu tahun Apdesi tidak menggelar kegiatan yang senyatanya harus menjadi agenda. Porgram-program Apdesi yang tidak berjalan malah dibiarkan dan tidak ada pengaruhnya sama sekali pada ketua Apdesi untuk memperbaikinya.

“Kami sebelumnya para pengurus harian sudah menggelar rapat di Desa Cilingga. Sepakat seluruh pengurus mengundurkan diri,” ujarnya.

Menurutnya, hal itu tidak ada salahnya, karena ketika digelar rapat Apdesi di Aula Janaka Pemkab Purwakarta beberapa kades sepakat mundur. Rapat tersebut dibilang mendadak dan spontan sebagai respons atas gagalnya program Apdesi selama ini. Maklum selama ini Apdesi minim menggelar kegiatan koordinasi juga program kepengurusan. “Puncaknya saat kepala desa berkumpul mereka pun mengundurkan diri,” ungkapnya kepada Pasundan Ekspres (Grup JPNN).

H Ade juga menyayangkan Apdesi Purwakata tidak berjalan epektif. Pembentukan organisasi Apdesi malah disia-siakan dan kurang dioptimalkan. Padahal sejumlah kepala desa sudah beberapa kali mengajukan kegiatan untuk program Apdesi. Namun itu nyatanya malah tidak direalisasikan oleh ketua Apdesi. “Kami para anggota dan pengurus mengundurkan diri dengan asalan Apdesi Purwakarta tidak berjalan epektif,” imbuhnya.

Tidak berjalannya roda organisasi para kades tersebut sontak saja membuat kaget sejumlah kalangan. Pasalnya, selama ini antar kepala desa terbilang cukup lancar dalam komunikasi. Namun dalam hal kepengurusan dan minimnya kegiatan itu menjadi alasan kuat pengurus pilih mundur. Sementara faktor lain yang turut mempengaruhi mundurnya orang nomor satu di desa tersebut ialah faktor transparansi anggaran. “Masalah anggaran tidak transparan dan kami akan membentuk formateur kepengurusan FKKD (Forum Komunikasi Kepala Desa),” ungkapnya.

Namun soal mundurnya beberapa pengurus Apdesi, tidak 100 persen semua mengundurkan diri. Pasalnya, masih ada beberapa kades yang mempertahankan Apdesi. Dengan alasan pelaksanaan rapat di Aula Janaka tersebut tidak ada undangan resmi akan membahas apa dari Apdesi.(sei)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Insentif Digelapkan, Guru Siantar Ngadu ke DPR

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler