jpnn.com, KALIMANTAN TIMUR - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo ingin mengadaptasi teknologi instalasi pemanen air hujan, yang digagas Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (UGM) Kalimantan Timur (Kaltim) untuk mengatasi kemiskinan di Jateng.
Ketua Umum PP KAGAMA ini menjelaskan, pihaknya membangun instalasi pemanen air hujan dengan teknologi empat saringan bernama GAMA Rain Filter.
BACA JUGA: Mau Dipasangkan dengan Ganjar Atau Prabowo, Erick Thohir Cawapres Paling Potensial
Pria 54 tahun ini mengatakan, alat ini mengubah air hujan menjadi air bersih yang bisa dikonsumsi.
Instalasinya menggunakan tiga komponen dasar, yakni filter yang ditempatkan paling tinggi untuk meraih air hujan, kemudian pipa yang terhubung sebagai tempat mengalirnya air, lalu tandon yang berfungsi sebagai penadah air tersebut.
BACA JUGA: Orang Muda Ganjar Cilegon Menggelar Fun Match Mini Soccer
Sejauh ini teknologi dari UGM itu sudah dipasang di beberapa tempat. Di antaranya di Pondok Pesantren Syaichona Cholil Balikpapan, SMPIT Istiqamah YPAITB Balikpapan, daerah Kecamatan Sepaku, hingga Desa Karya Jaya di Kabupaten Kutai Kartanegara.
"Ini mau kami adopt di beberapa tempat yang memang sulit air di Jawa Tengah saya lagi genjot. Penanggulangan kemiskinan salah satu komponennya air bersih," kata Ganjar di Pondok Pesantren Syaichona Cholil Balikpapan, Kaltim, Rabu (22/2).
BACA JUGA: Lewat Evolution, Pupuk Kaltim Pacu Peran Pelajar Dalam Menangani Sampah Sejak Dini
Menurut Ganjar, teknologi instalasi pemanen air hujan merupakan salah satu solusi kekeringan bagi wilayah sulit air di Jateng.
Jika air bersih dapat dijangkau masyarakat di daerah tersebut, Ganjar optimis angka kemiskinan menurun.
"Ketika PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) tidak bisa masuk, saya kira ini perlu dicontoh," kata Ganjar.
Terlebih, Ganjar menyebut teknologi ini tergolong murah dan dapat dijangkau.
Mantan anggota DPR ini mengatakan, satu instalasi yang dipasang hanya menghabiskan Rp 3 juta dan manfaatnya akan banyak dirasakan masyarakat.
"Maka kemudian ada teknologi tepat guna, gampang banget, instalasinya sederhana, biaya ngga mahal dan kita tidak dibebani biaya royalty paten yang dimiliki UGM, kalau untuk sosial beres, ternyata beres," kata Ganjar.
Ganjar pun berterima kasih kepada rekan-rekan KAGAMA yang telah memasang instalasi tersebut. Ganjar berharap, nantinya dapat diadaptasi dengan lancar dan mengentas kemiskinan.
Di bawah kepemimpinan Ganjar, angka kemiskinan berhasil turun setiap tahun. Pada September 2020, jumlah penduduk miskin Jateng sebanyak 4,119 juta orang (11,84 persen), lalu September 2021 turun lagi menjadi 3,934 juta orang (11,25 persen), dan Maret 2022 turun jadi 3,831 juta orang (10,93) persen.(chi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Yessy Artada