jpnn.com - Kain yang dipakai untuk menutup jenazah Ani Yudhoyono di NUH Singapore bukan kain biasa. Sejak jauh hari, istri presiden Indonesia keenam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu sudah mempersiapkan kain tersebut untuk acara spesial.
Yakni perayaan Idulfitri bersama keluarga. Bukan di Singapura, melainkan untuk hari raya di tanah air.
BACA JUGA: Ngurah: Saya Mendapat Perintah Beri Pelayanan Terbaik ke Pak SBY dan Keluarga
Kisah itu disampaikan langsung oleh Annisa Larasati Pohan atau lebih sering dipanggil Annisa Pohan. Menantu Ani dari putra pertamanya, Agus Harimurti Yudhoyono, menyebutkan bahwa kain tersebut sudah berbulan-bulan dipesan.
Jauh sebelum kondisi Ani terus menurun hingga harus dirawat di Singapura selama empat bulan. ”Beliau persiapkan kain ini sudah beberapa bulan yang lalu. Sebelum sakit sudah dikirim kain ini,” kata dia.
BACA JUGA: Masuk Hari Ketiga, Pak SBY Belum Berhenti Menangis
Annisa menjelaskan itu sembari menunjuk kain yang dia kenakan pada upacara pemakaman, Minggu (2/6). Kain itu persis serupa yang dipakai untuk menutup jenazah Ani di NUH Singapore. Warna dan motifnya serupa.
BACA JUGA: Ngurah: Saya Mendapat Perintah Beri Pelayanan Terbaik ke Pak SBY dan Keluarga
BACA JUGA: Keluarga dan Teman Berupaya Hibur Pak SBY Agar Bisa Move On
”Semua sekeluarga dibuatkan kain ini. Untuk dipakai lebaran,” lanjut putri Aulia Pohan tersebut. Ani, diakui oleh Annisa, memang ibu yang sangat perhatian kepada keluarga. Bukan hanya anak dan cucu. Menantu pun sangat diperhatikan.
Setiap kali ada acara atau agenda tertentu, Annisa mengungkapkan bahwa mertuanya memang kerap sibuk menyiapkan pakaian yang bakal dikenakan oleh keluarga Yudhoyono. Dari suami, anak, cucu, sampai menantu.
Lebaran tahun ini pun demikian. Ani sudah menyiapkan kain untuk keluarganya. ”Tapi, Ibu (Ani) keburu sakit,” ujarnya. Meski begitu, niat mengenakan kain tersebut di lebaran tahun ini tidak pudar.
Kain yang sudah disiapkan Ani lantas dibawa terbang ke Singapura. Karena Ani masih dirawat intens sampai mendekati Idulfitri, SBY dan keluarga ada niatan merayakan lebaran di negara tetangga. Bersama Ani, mengenakan kain pilihan anak ketiga Sarwo Edhie Wibowo tersebut.
Namun, apa daya. Belum sampai Idulfitri, Ani sudah dipanggil menghadap Yang Maha Kuasa. Sehingga tidak bisa merayakan lebaran sesuai recana.
Kain yang dipakai menutup jenazah Ani di NUH Singapore, sambung Annisaa, merupakan kain untuk putrinya, Almira Tunggadewi Yudhoyono. Kemarin, Annisa dan putrinya itu kompak mengenakan kain tersebut. Pun demikian dengan menantu Ani lainnya, Siti Ruby Aliya Rajasa. Kain itu sengaja mereka pakai untuk menghormati Ani. ”Pasti ibu bahagia,” kata dia sambil terisak.
Rencananya, kain yang sama akan mereka kenakan lagi saat lebaran nanti. Serupa dengan kemarin, Annisa menyebut, itu dilakukan untuk menghormati mertuanya. ”Sudah begitu perhatiannya kepada anak-anaknya,” terang dia.
Dia mengakui, kain itu memang tidak biasa. Sebab, dominan warna gelap. ”Biasanya ibu senangnya warna terang,” tambah dia. Namun, untuk yang terakhir, justru warna gelap jadi pilihan.
Annisa tidak menyebut itu firasat atau bukan. Sebab, getaran yang paling terasa oleh dirinya menjelang Sang Memo meninggal dunia datang melalui mimpi. ”Memo mau minta CV-nya Pepo,” kata dia menirukan kalimat yang keluar dari mulut Ani di dalam mimpinya.
BACA JUGA: Polisi Geledah Rumah Pelaku Bom Kartasura, Hasilnya?
Mendengar itu, Annisa kembali bertanya, CV Pepo untuk apa? ”Kan mau pisah,” sambung dia menirukan jawaban Ani dalam mimpi.
Baru dua hari setelah itu, Ani meninggal dunia. Di samping keinginan yang disampaikan langsung oleh SBY. Annisa menyebut Ani juga punya keinginan lain. Yakni membuat Museum SBY dan Galeri Ani di Pacitan. Menurut dia, tanah untuk membangun museum dan galeri itu sudah ada.
Nantinya, museum dan galeri tersebut bakal diisi banyak hal yang pernah dilakukan oleh SBY selama menjadi presiden. Juga diisi koleksi kain tradisional Indonesia milik Ani. (syn/)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Prabowo Sebut Bu Ani Memilih Dia saat Pilpres, SBY: Tidak Elok Untuk Disampaikan
Redaktur : Tim Redaksi