Kakek Anies Baswedan Diusulkan jadi Pahlawan

Rabu, 07 November 2012 – 13:27 WIB
JAKARTA - Salah satu tokoh Pergerakan Indonesia, Abdul Rahman Baswedan, diusulkan mendapatkan gelar Pahlawan Nasional.

Kakek Rektor Universitas Paramadina, Anies Rasyid Baswedan itu, merupakan salah satu dari sembilan tokoh yang diusulkan Menteri Sosial (Mensos) Salim Segaf Al Djufri untuk menjadi Pahlawan Nasional, lewat suratnya tertanggal 26 September 2012 kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Selain AR Baswedan dari Yogyakarta, delapan nama lain yang juga diusulkan menjadi Pahlwan Nasional adalah Kol (Purn) Alex Evert Kawilarang (Sulawesi Utara), Sultan Muhammad Salahuddin (NTB), I Gusti Ngurah Made Agung (Bali), Prof. DR. Dr. M. Sardjito, MD, MP. H dari (DIY), Jenderal Mayor TKR (Purn) H.R Mohammad Mangoendiprojo (Jatim).

Selain itu, Lambertus Nicodemus Palar (Sulawesi Utara), Drs. Fransiscus Xaverius Seda (NTT), dan Sultan Himayatuddin Muhammad Saidi (Oputa Yii Ko) dari Provinsi Sulawesi Tenggara.

Mensos Salim Segaf Al Djufri menjelaskan, sembilan nama itu baru diusulkan dan belum bisa ditetapkan untuk diangkat menjadi Pahlawan Nasional tahun ini.

Dia menjelaskan, sebenarnya nama usulan yang masuk ke Kemensos sebanyak 15 nama. "Lantas dibahas 13 nama dan selanjutnya diusulkan sembilan," ujarnya saat membuka sebuah acara di Gedung Kementerian Sosial, Jalan Salemba Raya, Jakarta, Rabu (7/11).

Sekedar diketahui, AR Baswedan merupakan tokoh kelahiran di Kampung Ampel, Surabaya, 9 September 1908 dan wafat tanggal 16 Maret 1986 di Jakarta.

Banyak kiprah A.R Baswedan yang akan selalu dikenang dalam konteks sejarah di Indonesia  Di kalangan internal komunitasnya, Baswedan tanpa lelah berjuang melalui Partai Arab Indonesia (PAI) yang didirikannya di tahun 1934.

Baswedan pernah menegaskan bahwa Indonesia adalah ibu pertiwi keturunan Arab.  Bersama rekan-rekan wartawan peranakan Tionghoa, seperti Liem Koen Hian dan Tjoa Tjie Liang (tokoh-tokoh Partai Tionghoa Indonesia), Baswedan aktif memperjuangkan kemerdekaan Indonesia atas dasar persatuan dan keberagaman. 

Yang tidak kalah pentingnya, di ranah diplomasi, Baswedan ternyata juga turut memperjuangkan pengakuan diplomatik yang pertama bagi Republik Indonesia, yakni dari Kerajaan Mesir di tahun 1947. (sam/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Grasi untuk Ola Coreng Wajah Presiden

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler