jpnn.com - JAKARTA – Masyarakat seringkali mengabaikan sejumlah penyakit yang berkembang. Terkait nyamuk, orang hanya mengenal malaria dan DBD. Padahal ada penyakit kaki gajah (filariasis) yang ternyata juga berbahaya.
Penyakit kaki gajah ini juga ditularkan lewat gigitan nyamuk. Berdasarkan data Ditjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P3L), sejak tahun 2008 hingga 2011, prevalensi penyakit kaki gajah terus meningkat hingga 12.066 kasus.
BACA JUGA: Kelola Duit Rp 65 T, BPKH Butuh Pengawasan Ekstra
Namun, pada 2012, angka itu menurun lantaran penderita meninggal dunia akibat faktor lain. Menurut, Kepala Loka Litbang Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang (P2B2) Nyamuk Kementerian Kesehatan, Lukman Hakim, penyakit yang disebabkan oleh cacing filaria ini, ditularkan melalui gigitan nyamuk yang membawa cacing tersebut.
Di dalam tubuh manusia, cacing tersebut tumbuh menjadi cacing dewasa dan dan menetap di jaringan limfe sehingga mengakibatkan pembengkakan di kaki, tungkai, payudara, lengan, dan organ genital.
BACA JUGA: Pengganti Jenderal Sutarman Harus Bertekad Berantas Separatis
”Penyakit ini juga disebut penyakit parasit, karena cacing yang dibawa oleh nyamuk itu akan bersarang dan hidup di dalam tubuh manusia,” terangnya.
Lukman mengatakan, meskipun Indonesia jarang menemukan kasus luar biasa terkait Filariasis, tetapi, Indonesia adalah negara dengan kasus Filariasis paling tinggi dibandingkan dengan negara-negara Asia Tenggara Lainnya.
BACA JUGA: Honorer K2 Akan Terus Melawan
Provinsi Aceh, NTT, dan Papua merupakan provinsi dengan kasus klinis tertinggi. Penyakit yang menyebabkan penebalan kulit ini, lanjutnya, bisa menyerang siapa saja, orang kota maupun orang desa, anak-anak atau dewasa.
”Jadi, untuk mengetahui gejala awal penyakit ini, tentunya suspek penderita harus di cek di laboratorium melalui pemeriksaan darah. Kalau sudah mewabah biasanya akan ada pemberian obat secara massal sebagai pencegahan,” ucapnya. (cr-2)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Gara-Gara SBY dan Ibas, Demokrat Bisa Masuk Buku Rekor
Redaktur : Tim Redaksi