Kala Hasto dan Yasonna Habiskan Malam dengan 80 Durian

Sabtu, 15 Desember 2018 – 06:45 WIB
Menkumham Yasona Laoly, bersama Wali Kota Medan Dzulmi Eldin dan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto berbincang sambil menikmati durian di Nande Duren, Medan, Jumat (14/12) malam. Fathan Sinaga/JPNN.com

jpnn.com, MEDAN - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto dan Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly beserta para politikus lainnya menghabiskan malam dengan memakan durian di Nande Duren, Medan, Sumatera Utara, Jumat (15/12).

Di gerai UMKM itu, hadir juga Wali Kota Medan Dzulmi Eldin dan Wakilnya Akhyar Nasution beserta caleg PDIP dapil III Djarot Saiful Hidayat.

BACA JUGA: Ingat, PDIP Bukan Partai Kemarin Sore

Para politikus PDI Perjuangan diketahui menggelar safari kebangsaan III di Sumut selama tiga hari, sejak Jumat (14/12) hingga Senin (17/12).

Safari Politik Kebangsaan III PDI Perjuangan di hari pertama diakhiri dengan menikmati durian.

BACA JUGA: Tekad Ustazah Bunda Indah Bela Jokowi dari Hujatan & Fitnah

Selama ini, Kota Medan dikenal sebagai kota yang menyuguhkan durian, salah satu yang terkenal tentunya adalah outlet 'Ucok Duren', yang bahkan menjual produknya hingga ke berbagai kota di Indonesia. Hasto mengaku memilih tak ke Ucok Duren.

"Ke Nande Duren saja. Ingin mencoba sesuatu yang baru. Ternyata oke juga," kata Hasto, Jumat malam.

BACA JUGA: Hasto Kesal sama Salah Seorang Caleg PDIP di Sumut, Siapa?

Malam itu, rombongan sekretariat partai dan wartawan, semuanya berbaur di ruang terbuka yang disediakan Nande Duren yang terletak di Jalan Gajah Mada, Medan Baru.

Hasto mengaku merasa semakin senang ketika mengetahui bahwa pemilik usaha itu adalah Baskami Ginting, seorang kader PDI Perjuangan. "Ya saya lebih senang lagi karena ternyata yang punya adalah kader," kata Hasto.

Dalam rombongan itu, tak terasa mereka sudah memakan sekitar 80 buah. "Rasanya memang joss," kata Mas Eko, seorang staf sekretariat DPP PDI Perjuangan.

Boru Bukit, istri Baskami, yang menjaga gerai pada malam itu, mengaku durian yang mereka jual didatangkan dari Sidikalang. Lokasinya sekitar 150-200 kilometer dari Medan. "Tak pernah kosong. Selalu ada kok duriannya," kata Boru Bukit.

Dzulmi Eldin, didampingi Akhyar, mengakui bahwa pihaknya memang mendorong agar Medan memiliki ikon oleh-oleh. Dan salah satunya adalah durian. Selama ini, tumbuhnya durian sebagai ikon oleh-oleh berjalan alami. Artinya masyarakat mencoba menjualnya secara modern, dan laku. Belakangan usaha sejenis bermunculan, termasuk Nande Duren.

Tentu saja, munculnya berbagai UMKM dengan komoditas durian itu menggerakkan perekonomian kota.

"Ini awalnya semua alami saja. Eh belakangan durian justru menjadi ikon Medan. Sampai kini, misalnya ada Ucok Duren. Ini Nande Duren. Semua kami dukung," kata Dzulmi Eldin. (tan/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Hasto Sebut #SandiwaraUno Mirip Dusta Ratna Sarumpaet


Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler