Kalah Bersaing dengan Vietnam, Ekspor Mebel Turun 26 Persen

Kamis, 04 Juli 2019 – 01:50 WIB
Ilustrasi perajin mebel. Foto: Suryanto/Radar Surabaya/JPNN

jpnn.com, SURABAYA - Ekspor mebel Jawa Timur pada triwulan pertama ini mengalami penurunan hingga 26 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.

Salah satu penyebabnya adalah sebagian besar importir di luar negeri tidak lagi memesan dari Indonesia, khususnya Jatim. Mereka telah mengalihkan pesanannya ke Vietnam.

BACA JUGA: Gulai Cham

Ketua Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (Himki) Jatim Jatim Nur Cahyudi mengatakan, harga mebel Vietnam dinilai lebih murah dengan kualitas yang lebih bersaing.

BACA JUGA: Pasar di AS Tidak Seksi, Eksportir Udang Fokus Garap Dalam Negeri

BACA JUGA: Pendapatan Ritel Farmasi Kalah dari Vietnam

"Daya saing produk mebel Vietnam bagus karena industrinya mendapat support dari pemerintahnya," jelasnya, Selasa (2/7).

Dia menambahkan, suku bunga perbankan di Vietnam yang lebih rendah dibandingkan Indonesia.

BACA JUGA: Persija Siap Beri Kejutan di Vietnam

Subsidi juga diberikan bagi pelaku industri di Vietnam untuk meremajakan permesinan mebel dengan teknologi mutakhir sehingga mampu berproduksi lebih efisien.

Nur menerangkan, selama ini kinerja bisnis mebel Jatim masih didominasi oleh ekspor ketimbang domestik. Kontribusinya sebesar 70 persen.

"Pasar terbesar mebel Jatim diperoleh dari Amerika Serikat sekitar 50 persen, lalu Eropa 30 persen. Sisanya didapat dari negara kawasan Asean, Timur Tengah, dan Australia," tegasnya.

Meskipun kinerja ekspor mebel Jatim mengalami kontraksi, pihaknya optimistis di semester dua nanti akan membaik.

Himki Jatim memproyeksikan mampu meraih pertumbuhan penjualan sekitar lima persen dibanding tahun lalu.

Optimisme itu didorong oleh adanya perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok yang dinilai cukup menguntungkan bisnis mebel tanah air.

Selain itu, pihaknya juga akan melakukan beberapa upaya untuk mencapai target tersebut.

Salah satunya ialah melakukan pengembangan pasar serta meningkatkan kapasitas dan kualitas industri.

"Kami akan menjajaki market baru di semester dua nanti. Yaitu ke Kazakhtan dan Azerbaijan. Peluangnya cukup besar di sana," jelasnya.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, nilai ekspor komoditas mebel kayu pada tahun 2018 mencapai USD 264 juta atau meningkat 0,5 persen dibanding tahun sebelumnya.

Mebel dari rotan dan bambu berada di angka USD 36 juta atau sukses mengalami pertumbuhan 199 persen daripada tahun 2017.

Sementara itu, mebel dari metal sebesar USD 17 juta, naik 36 persen dibanding 2017. (cin/nur/sb/jay)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Coast Guard Vietnam Tabrak Kapal Perang Indonesia KRI Tjiptadi 381 di Natuna


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler