Kali Pertama Pemerintah Untung dari BBM

Surplus Rp 1,1 T, Selama Januari, Februari Impas

Senin, 16 Februari 2009 – 07:18 WIB
JAKARTA - Kali pertama pemerintah bisa meraup untung dari penjualan bahan bakar minyak (BBM)Pada Januari lalu, pemerintah memperoleh surplus penjualan premium Rp 1,1 triliun

BACA JUGA: Februari Harga BBM Tetap

Penyebabnya, harga jual eceran bensin kala itu lebih tinggi daripada harga patokan.

Plt Menko Perekonomian yang juga Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, dana Rp 1,1 triliun itu masuk ke kas negara dalam pos Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)
Realisasinya dicatatkan dalam Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) yang diaudit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

Menkeu menegaskan, pemerintah tidak mencari untung dari kebijakan harga BBM dalam negeri

BACA JUGA: BI Ingatkan Maraknya Uang Palsu Jelang Pemilu

Jika terdapat surplus ataupun kelebihan subsidi, itu akan dicatat secara transaparan dan akuntabel
''Dengan harga (BBM) Januari lalu, kita surplus Rp 1,1 triliun

BACA JUGA: Jelang WOC, Lion Tambah Extra Flight ke Manado

Itu masuk ke APBN yang akan dilaporkan kepada DPR,'' kata Sri Mulyani di Kantor Pusat Ditjen Pajak, Jakarta, kemarin (15/2).

Dia menjelaskan, surplus terjadi karena harga minyak dunia cenderung menurunNamun, perlu diingat, pada 2008 harga minyak berfluktuasi dari USD 91 melonjak ke USD 135 per barel pada pertengahan tahun, dan anjlok ke USD 39 akhir 2008.

Pemerintah menghitung harga patokan berdasar MOPS (mean of plats Singapore) plus alpha (biaya pengadaan dan distribusi Pertamina)Harga MOPS dikaitkan dengan ICP yang naik turun sesuai fluktuasi harga minyak bumi di pasaran duniaSelisih harga patokan dan harga jual eceran tanpa pajak adalah subsidi.

Saat ini harga minyak mentah Indonesia (ICP) sekitar USD 44,3 per barel dengan nilai tukar Rp 11.800 per USDDengan kondisi tersebut, pemerintah memproyeksikan tidak lagi menangguk surplus pada FebruariHarga bensin juga tetap dipatok Rp 4.500 per literBahkan, meski Januari mencatat surplus, menurut Menkeu, besar kemungkinan ada tambahan subsidi pada bulan-bulan mendatang.

Rencananya, surplus Rp 1,1 triliun itu akan di-offset ke subsidi BBM tahun iniPemerintah sendiri sudah mengajukan tambahan subsidi sebagai konsekuensi penurunan harga solar Januari lalu Rp 2,7 triliun.

Tambahan subsidi itu sedang dimintakan persetujuan Panitia Anggaran DPRDalam APBN, subsidi BBM diproyeksikan berkurang dari Rp 57,6 triliun menjadi Rp 24,5 triliunHitungan subsidi itu berdasar asumsi harga minyak yang turun dari semula USD 80 per barel menjadi USD 45 per barelSelain itu, diperhitungkan atas depresiasi kurs rupiah dari Rp 9.400 per USD menjadi Rp 11.000 per USD.

''Kalau harga masih seperti itu, subsidinya tambah Rp 2,7 triliun hingga akhir tahunArtinya, kalau kita bicara manajemen anggaran satu tahun, surplus itu akan tertutup dengan subsidi yang lebih besar,'' kata MenkeuSaat ini tinggal BBM jenis solar dan minyak tanah yang masih disubsidi.

Dia menuturkan, harga minyak internasional mulai pertengahan Januari 2009 cenderung meningkatAwal Januari lalu harga minyak mentah internasional USD 33 per barel, kemudian meningkat menjadi USD 41 per barelSelanjutnya, kembali naik menjadi rata-rata USD 44,3 per barel pada pertengahan Februari.

Ani -sapaan akrabnya- menegaskan, selain memperhatikan harga pasar, pemerintah mempertimbangkan stabilitas ekonomi sepanjang tahun dalam menetapkan harga BBM dalam negeriHarga BBM ditetapkan pada porsi yang dianggap sesuai dengan tujuan meningkatkan daya beli masyarakat dan mendukung kegiatan sektor riil.

''Namun, stabilitasnya tetap dijaga untuk menciptakan kepastian dan menjaga kepercayaan pelaku ekonomi,'' katanyaFebruari ini pemerintah tidak menurunkan harga solar dan premiumSebelummya, pemerintah menurunkan kedua jenis harga BBM itu tiap tanggal 15 dalam dua bulan terakhir.

Di tempat yang sama, Dirjen Migas Departemen ESDM Evita HLegowo mengatakan, hingga kini konsumsi BBM dalam negeri masih cukup normalTidak ada perubahan pola konsumsi yang mencolok''(Konsumsi) premium sedikit berkurangYang agak banyak penurunannya adalah solar,'' kata Evita.

Per Januari lalu konsumsi BBM dalam negeri mencapai 3,18 juta kiloliterRinciannya, premium 1,7 juta kiloliter, minyak tanah 498 ribu kiloliter, dan solar 948,7 ribu kiloliter.

Sebelumnya, Panitia Hak Angket BBM DPR menilai, harga ideal premium saat ini adalah Rp 3.900 per liter atau lebih rendah Rp 600 daripada harga saat ini Rp 4.500 per literPenurunan harga bensin ke tingkat keekonomian diharapkan bisa mendongkrak daya beli dan meningkatkan konsumsi masyarakat. (sof/oki)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ancol Sunday Market Diluncurkan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler