jpnn.com - JAKARTA - Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto terang-terangan mengaku kurang puas atas kekalahannya dalam Pilpres 2014 dan 2019, tetapi dia memilih tidak berlarut-larut dalam ketidakpuasan itu.
“Kita sekarang berhasil. Kita bisa melaksanakan beberapa kali pemilihan umum dengan lumayan. Apa semua puas? Pasti ada yang tidak puas. Kalau ditanya apa saya puas dengan hasil Pemilu 2014, 2019, ya kurang puas lah. Ya enggak ada masalah. Dalam pertandingan bola kita kalah, emang kita gembira kita kalah? Bohong itu, tapi ya kalau sudah begitu. Apa? Mau kita dongkol terus?” kata Prabowo saat acara Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Punguan Simbolon dohot Boruna Indonesia (PSBI) 2023 di Jakarta, Jumat (7/7).
BACA JUGA: Prediksi IPR: Projo Mendukung Prabowo Subianto di Pilpres 2024
Dari kerumunan peserta Rakernas, terdengar beberapa kali teriakan yang menimpali pernyataan Prabowo. “Maju lagi, Pak!”
Merespons suara itu, Prabowo mengingatkan Rakernas PSBI bukan acara politik, dan Punguan Simbolon dohot Boruna Indonesia juga bukan organisasi politik.
BACA JUGA: Effendi Simbolon Sebut Prabowo Nahkoda Andal, Layak Pimpin Indonesia
“Begini, tadi sudah dikatakan oleh ketua kalian, di sini tidak politis. Jangan bawa-bawa politik ke sini,” kata Prabowo yang disambut gelak tawa para peserta Rakernas.
PSBI merupakan perkumpulan orang-orang Batak bermarga Simbolon, yang sejak kongres pertamanya pada 2007 dipimpin oleh Anggota Komisi I DPR RI Effendi Simbolon.
BACA JUGA: Berkomunikasi ke PDIP, PKB Tidak Mau jadi Korban PHP Gerindra-Prabowo
Effendi Simbolon saat ini juga masih aktif sebagai kader PDI Perjuangan.
Prabowo menegaskan suatu negara meski memiliki sumber daya alam yang melimpah, dapat rusak manakala mereka yang berkuasa dan berpengaruh terus bertikai.
Prabowo mencontohkan perang saudara di Sudan.
“Ada negara yang kaya. Sudan itu kaya, punya minyak, punya gas, punya emas. Perang saudara. Ibu kotanya perang sampai sekarang. Jenderal lawan jenderal. Bayangkan kita bersyukur jenderal-jenderal kita selalu ingat dia menjadi jenderal karena rakyat. Dia harus membela rakyat, mengabdi kepada rakyat. Kalau ego, kalau haus kekuasaan, negara yang kaya bisa rusak,” kata Menhan RI itu.
Oleh karena itu, Prabowo pun menegaskan mengenai pentingnya menjaga kerukunan, termasuk diantaranya kerukunan antar elite di Indonesia.
Menurut Prabowo, Indonesia dapat menjadi negara yang berhasil mewujudkan cita-citanya apabila para elitenya rukun dan bekerja sama.
“Kita punya potensi. Kita punya kekayaan. Kita punya segalanya untuk kita tinggal lepas landas, take off, tetapi ada syaratnya. Intinya syaratnya adalah para elite, para pemimpin harus bisa rukun. Para pemimpin harus bisa kerja sama.”
“Para pemimpin harus bisa bekerja dengan baik bersama. Harus bisa saling memahami, saling mengerti, saling mengalah. Kuncinya itu,” kata Prabowo. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Soetomo Samsu