Kalimat Profesor Jean-Pierre Changeux Ini Mungkin Membuat Para Perokok Tersenyum

Rabu, 29 April 2020 – 05:10 WIB
Sejumlah ilmuwan test sampel COVID-19 di laboratorium di Dinas Kesehatan Kota New York, Kamis (23/4/2020). Foto diambil tanggal 23 April 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Brendan McDermid/wsj.

jpnn.com, PARIS - Perdana Menteri Prancis Edouard Philippe mengatakan pemberlakuan karantina wilayah untuk menekan penyebaran virus corona COVID-19 telah menyelamatkan 62.000 jiwa dalam sebulan.

Namun, lanjutnya, mempertahankan kebijakan itu akan meningkatkan risiko terhadap terpuruknya ekonomi.

BACA JUGA: Mereka Ceria Berhamburan ke Pantai, Kapan Kita Boleh Main lagi ke Ancol, Kuta, Anyer

Berbicara di parlemen, Philippe mengatakan sudah waktunya untuk menjelaskan kepada warga Prancis bagaimana karantina wilayah secara bertahap akan diperlonggar.

Warga Prancis harus belajar bagaimana hidup dengan virus corona jenis baru itu dan melindungi diri mereka sendiri, katanya.

BACA JUGA: Bu Khofifah Mengaku Sempat Terkejut

Sebelumnya, para ilmuwan Prancis sedang bersiap meluncurkan uji coba manusia untuk menguji hipotesis mereka bahwa nikotin dapat membantu tubuh memerangi infeksi COVID-19.

Uji coba ini akan melibatkan kelompok petugas kesehatan dan pasien yang menggunakan patch (lembaran) nikotin dan kelompok lain yang menggunakan patch plasebo.

BACA JUGA: Semoga Malang Raya Raih Nilai 8, Warganya Siap-siap Saja

Kemudian mereka akan diuji untuk melihat perbedaan dalam cara tubuh mereka merespons virus.

Uji coba ini merupakan tindak lanjut dari sebuah penelitian data kesehatan masyarakat Prancis, yang diterbitkan bulan lalu, yang tampaknya menunjukkan bahwa perokok memiliki kemungkinan 80% lebih rendah untuk terkena COVID-19 dibandingkan bukan perokok pada usia dan jenis kelamin yang sama.

Para ilmuwan berhipotesis dalam penelitian mereka bahwa nikotin, yang terkandung dalam rokok, dapat mempengaruhi kemampuan molekul virus corona melekat pada reseptor di dalam tubuh.

"Anda memiliki virus yang tiba di reseptor, dan nikotin menghalangi itu, dan mereka berpisah," kata Jean-Pierre Changeux, profesor emeritus ilmu syaraf di institut Pasteur Prancis, menggambarkan proses dari hipotetis itu.

Dia ikut menulis penelitian dengan Zahir Amoura, seorang profesor di Rumah Sakit Universitas Pitie-Salpetriere Paris, dan mereka berdua melakukan uji coba itu. (Reuters/antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler