Kampanye boikot produk makanan berlabel halal terus meluas dan mendapatkan momentum di seluruh Australia. Kini banyak bermunculan kelompok-kelompok yang mengklaim bahwa sertifikasi halal telah menyebabkan harga produk mahal dan uang yang dibayarkan perusahaan untuk mendapatkan label halal digunakan untuk mendanai terorisme.Gerakan boikot produk halal ini dimulai oleh sekumpulan orang yang berafiliasi dengan kelompok anti-halal, kelompok anti islam dan kelompok nasionalis.
Saat ini kelompok terbesar yang tergabung dalam gerakan boikot produk islam di internet bernama ‘Boycott Halal in Australia (Boikot Halal di Australia)” memiliki anggota lebih dari 36 ribu orang Pemimpin gerakan ini memilih tidak mengungkapkan identitasnya alias anonim dan jauh dari sorotan, sementara dia diam-diam mengarahkan anggotanya untuk menyerang bersama-sama profil perusahaan yang menjadi target sasarannya di internet dan memboikot produk mereka. "Perusahaan biasanya meminta komentar dan saran dari konsumen, tapi tampaknya mereka tidak suka komentar dan saran yang bersifat negatif,” kata Trish Delaney dalam program 7.30 di ABC. "Menurut saya wajar saja jika siapapun menanyakan apakah produk anda halal atau tidak? Karena itu bukan pertanyaan yang sulit kan?” Delaney mengaku dia menghabiskan waktu 4 jam dalam sehari untuk mengkoordinir kampanye anti produk halal di internet, dan mengirimkan surat kepada perusahaan dan politisi. "Beberapa perusahaan mengatakan, kita menyerap biaya, tapi kami katakana, Anda tidak bersikap seperti pebisnis, karena bisnis tidak menyerap biaya, mereka mengalihkannya, "katanya. Kampanye ini akhirnya menyatukan kelompok-kelompok dari seluruh Australia yang berpandangan sama, termasuk mantan kandidat Partai Politik Nasionalis One Nation dan juru kampanye anti-mesjid di Australia, Mike Holt. Holt mengatakan dirinya tidak terkejut Perusahaan Susu dan Yoghurt Fleurieu banyak dilecehkan.
“Jika mereka tidak mengubah cara mereka dan mulai bertindak sebagai patriotik Australia, mereka layak menerima apa yang mereka dapatkan. Ini kekuatan pasar, "katanya. Boikot produk halal rugikan perusahaan lokal
Perusahaan Susu dan Yoghurt Fleurieu merupakan perusahaan pertama yang menjadi korban dari kampanye boikot anti-halal.
Perusahaan asal Australia Selatan ini menuai banyak kecaman di media sosial setelah mengupayakan sertifikasi halal untuk produk yoghurtnya.
Sertifikasi halal itu dilakukan agar perusahaannya sebagai prasyarat mendapatkan kontrak memasok yoghurt senilai $50.000 dengan Maskapai Emirates. "Biaya sertifikasi itu $1,000. Dan label halal itu membuka kepada pasasr yang lebih luas dan merupakan langkah yang penting,” kata Nick Hutchinson, Manajer Komunikasi Fleurieu.
Komentarnya ini diunggah dan diteruskan ke seluruh jaringan situs facebook anti halal, dan mencuatkan kebencian di internet terhadap produknya. Perusahaan Fleurieu kemudian membatalkan sertifikat halal itu dan kehilangan kontrak dengan Emirates.
Hutchinson mengatakan dirinya dituduh mendukung teroris.
“Seorang wanita menelpon saya dan bertanya apakah saya bahagia karena telah berkontribusi pada serangan 9/11 dimana dia kehilangan salah seorang anggota keluarganya,” cerita Hutchinson.
"Itu tudingan yang sangat keterlaluan – sesuatu yang tidak saya sangka dan sangat mengada-ada,” katanya.
Hutchinson mengingatkan mereka yang terlibat dalam kampanye boikot anti halal kalau mereka merugikan perusahaan lokal.
"Jika bisnis kami hilang bangkrut maka usaha kami akan digantikan oleh perusahaan di Jepang atau Eropa atau perusahaan multinasional, apakah itu kondisi yang menurut mereka lebih baik? "
"Saya yakin kebanyakan orang akan tidak sepakat dengan hal itu."
BACA JUGA: Ratusan Perempuan Australia Alami Depresi Pasca Melahirkan
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemberian Oksigen pada Pasien Serangan Jantung Ternyata Membahayakan