JAKARTA - Wakil Rektor III Universitas Tarumanagara, Kurnia Setiawan, menilai kampanye anti narkoba sebaiknya dilakukan secara terencana dan terarah, sehingga dapat mencapai tujuan yang semestinya.
"Harus dihindarkan jenis-jenis kampanye yang kontraproduktif, karena dikhawatirkan justru mengakibatkan timbul keinginan dari orang yang melihat untuk mencoba," ujar Kurnia pada acara pembentukan kader anti narkoba mahasiswa Jakarta Barat, di Jakarta, Rabu (15/5).
Kurnia menilai kampanye terbaik sebaiknya mengadopsi pola edukasi. Namun dalam pelaksanaannya baik yang dilakukan Badan Narotika Nasional (BNN) maupun lembaga-lembaga peduli pemberantasan narkoba lainnya, sekadar mengejar kuantitas. Mestinya mengutamakan kualitas dan harus mendapat perhatian yang cukup.
Direktur Penguatan Lembaga Rehabilitasi Komponen Masyarakat, BNN, Dr.Budyo Prasetyo yang menjadi narasumber dalam acara ini, meyepakati pernyataan tersebut. Karena tanpa adanya pemahaman yang benar dari masyarakat, maka upaya-upaya yang ada tetap sulit terlaksana dengan baik.
“Jangan sampai bahaya itu hanya dipahami hanya di atas kertas. Karena faktanya, banyak orang yang sudah mengerti bahaya narkoba namun tetap menggunakan. Mereka merasa akan dapat menguasai kebiasaan menggunakan narkoba,”katanya.
Dalam acara yang dihadiri sekitar 80 aktivis mahasiswa ini, terungkap jika mekanisme rehabilitasi bagi mereka yang mengkonsumsi narkoba ternyata juga masih membingungkan masyarakat.
"Yang kita dengar bahwa pecandu direhabilitasi, namun ada pecandu yang sudah melapor tapi saat tertangkap tetap diproses hukum,” ujar salah seorang peserta dari Universitas Trisakti, Pinot.
Menanggapi hal ini, Budyo menyatakan memang masih ada ketidakseragaman pemahaman para penegak hukum dalam menyikapinya. “Untuk itu ke depan, kita berharap akan ada peraturan khusus yang bisa menjadi patokan jelas dan tegas, khususnya dalam mengakomodir mereka yang mestinya harus direhabilitasi,” tegas Budyo.
Sementara Kasubdit Masyarakat BNN, Siti Alfiasih, mengharapkan para kader yang hadir pada acara kali ini, dapat menggulirkan kembali apa yang didapat dan dibahas kepada mayarakat luas.
“Bila ada permasalahan dalam penanganan narkoba, baik dari sisi pencegahan, hukum maupun rehabilitasi, kami akan siap untuk mendiskusikan dan bersama kita mencari solusi dan upaya untuk menciptakan Indonesia yang bebas narkoba,” ujarnya.(gir/jpnn)
"Harus dihindarkan jenis-jenis kampanye yang kontraproduktif, karena dikhawatirkan justru mengakibatkan timbul keinginan dari orang yang melihat untuk mencoba," ujar Kurnia pada acara pembentukan kader anti narkoba mahasiswa Jakarta Barat, di Jakarta, Rabu (15/5).
Kurnia menilai kampanye terbaik sebaiknya mengadopsi pola edukasi. Namun dalam pelaksanaannya baik yang dilakukan Badan Narotika Nasional (BNN) maupun lembaga-lembaga peduli pemberantasan narkoba lainnya, sekadar mengejar kuantitas. Mestinya mengutamakan kualitas dan harus mendapat perhatian yang cukup.
Direktur Penguatan Lembaga Rehabilitasi Komponen Masyarakat, BNN, Dr.Budyo Prasetyo yang menjadi narasumber dalam acara ini, meyepakati pernyataan tersebut. Karena tanpa adanya pemahaman yang benar dari masyarakat, maka upaya-upaya yang ada tetap sulit terlaksana dengan baik.
“Jangan sampai bahaya itu hanya dipahami hanya di atas kertas. Karena faktanya, banyak orang yang sudah mengerti bahaya narkoba namun tetap menggunakan. Mereka merasa akan dapat menguasai kebiasaan menggunakan narkoba,”katanya.
Dalam acara yang dihadiri sekitar 80 aktivis mahasiswa ini, terungkap jika mekanisme rehabilitasi bagi mereka yang mengkonsumsi narkoba ternyata juga masih membingungkan masyarakat.
"Yang kita dengar bahwa pecandu direhabilitasi, namun ada pecandu yang sudah melapor tapi saat tertangkap tetap diproses hukum,” ujar salah seorang peserta dari Universitas Trisakti, Pinot.
Menanggapi hal ini, Budyo menyatakan memang masih ada ketidakseragaman pemahaman para penegak hukum dalam menyikapinya. “Untuk itu ke depan, kita berharap akan ada peraturan khusus yang bisa menjadi patokan jelas dan tegas, khususnya dalam mengakomodir mereka yang mestinya harus direhabilitasi,” tegas Budyo.
Sementara Kasubdit Masyarakat BNN, Siti Alfiasih, mengharapkan para kader yang hadir pada acara kali ini, dapat menggulirkan kembali apa yang didapat dan dibahas kepada mayarakat luas.
“Bila ada permasalahan dalam penanganan narkoba, baik dari sisi pencegahan, hukum maupun rehabilitasi, kami akan siap untuk mendiskusikan dan bersama kita mencari solusi dan upaya untuk menciptakan Indonesia yang bebas narkoba,” ujarnya.(gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dibekuk KPK, Bupati Madina Diboyong ke Jakarta
Redaktur : Tim Redaksi