Kampanye, Eks Presiden Maladewa Ditangkap

Karena Mangkir dari Sidang di Pengadilan

Selasa, 09 Oktober 2012 – 07:10 WIB
MALE – Polisi Maladewa menangkap mantan Presiden Mohamed Nasheed kemarin (9/10). Gara-garanya, politikus 45 tahun itu kembali tidak muncul di pengadilan untuk disidangkan dalam kasus penyalahgunaan kekuasaan saat menjadi kepala negara.

Sebelumnya, pemimpin pertama yang terpilih secara demokratis di negeri kepulauan sebelah barat daya India itu juga mangkir dari sidang di pengadilan.

’’Kami menangkap dia di Karang Gaaf Dhaal, Pulau Fares-Mathoda, sekitar 440 kilometer dari Kota Male,’’ kata Jubir Kepolisian Maladewa Hasan Haneef.

Saat itu, menurut dia, Nasheed sedang mengampanyekan pencalonannya kembali dalam pemilu tahun depan. Setelah itu, polisi bersenjata lengkap pun langsung membawa dia ke Male dengan menggunakan perahu. Kabarnya, tidak ada perlawanan dari Nasheed dalam penangkapan tersebut.

Begitu tiba di ibu kota Maladewa itu, Nasheed langsung dijebloskan ke tahanan. ’’Dia akan menghadapi sidang pada Selasa besok (hari ini, Red),’’ kata Haneef. Kemarin polisi melipatgandakan penjagaan di sekitar rumah tahanan. Mereka tidak ingin kerusuhan yang sempat terjadi beberapa waktu lalu antara polisi dan pendukung Nasheed kembali pecah.

Minggu lalu, Pengadilan Tinggi Hulhumale menerbitkan surat perintah penangkapan atas Nasheed. Hal itu dilakukan karena dia sudah dua kali mangkir dari sidang. Sekitar dua pekan lalu, pengadilan juga telah mencekal Nasheed dan melarang dia meninggalkan ibu kota. Tanpa persetujuan pengadilan, ternyata tokoh yang dijuluki (Nelson) Mandela dari Maladewa tersebut nekat meninggalkan Male.

Atas penangkapan itu, Partai Demokratik Maladewa (MDP) protes. Mereka yakin, sebagaimana halnya tuduhan kepada Nasheed, penangkapan kemarin pun sarat muatan politik. ’’Pagi ini, sekitar pukul 09.45 pagi, sekitar 50 polisi berpenutup wajah dan bersenjata lengkap serta bermasker gas menggedor pintu tim kampanye Presiden Nasheed dan menangkapnya,’’ terang MDP.

Menurut Ahmed Naseem, mantan menteri luar negeri dalam pemerintahan Nasheed, penangkapan tersebut terlalu berlebihan. Apalagi, polisi menerjunkan puluhan personel bersenjata lengkap hanya untuk menangkap satu orang.

’’Sepanjang aksi penangkapan, polisi bertindak terlalu agresif dan kasar terhadap pendukung Nasheed,’’ ujarnya.

Lebih lanjut, Naseem mengatakan bahwa penangkapan Nasheed itu murni berlatar politik. ’’Satu-satunya alasan menangkap dan menahan Presiden Nasheed adalah agar beliau tidak bisa mempersiapkan pencalonannya kembali,’’ bebernya.

Jika kelak terbukti bersalah, Nasheed terancam hukuman maksimal tiga tahun penjara atau diasingkan ke pulau terpencil di Maladewa. (AFP/AP/hep/dwi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sibuk Kampanye, Obama Telat Rayakan Ultah Pernikahan

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler