Kampanye Gowes dari Jakarta ke Kampung Halaman

Siap-Siap Mudik Bersepeda

Minggu, 21 Juli 2013 – 17:53 WIB
Semua moda transportasi selalu penuh sesak selama musim Lebaran. Semua orang berburu tiket demi bisa mudik. Namun, sejumlah cyclist asal Jakarta tidak perlu ikut-ikutan bingung karena mereka memutuskan untuk mengayuh sepeda hingga kampung halaman.

= = = = = = = =

SALAH seorang di antaranya adalah Poetoet Soedarjanto. Lelaki 47 tahun yang tinggal di Solear, Kabupaten Tangerang, Banten, itu akan mudik gowes menuju kampung halaman di Madiun, Jawa Timur. Dia akan mengambil titik start di Jakarta. Total jarak yang akan dia tempuh sepanjang 800 kilometer.

Poetoet akan melakukannya bersama empat rekan lainnya yang mudik di rute yang hampir sama, yakni ke Semarang dan Ngawi. Itu bakal menjadi mudik bersepeda ketiga bagi cyclist yang juga aktivis Bike to Work Indonesia tersebut.

"Ini bagian dari kampanye bersepeda. Kami ingin menunjukkan bahwa sepeda bisa dipakai buat rute yang sangat jauh. Kalau jauh saja bisa, kenapa nggak ke tempat kerja bersepeda," katanya.

Bukan hanya jarak yang sangat ekstrem. Bapak tiga anak itu akan memulai perjalanan berat dalam kondisi sedang berpuasa. Sebab, dia akan start pada 1 Agustus dan diperkirakan mencapai Madiun pada 5 Agustus. Namun, kondisi itu sudah disiapkan dengan betul oleh pembina kegiatan bike to school di Kabupaten Tangerang tersebut.

Sebulan sebelum memasuki bulan puasa, Poetoet setiap hari melahap rute 50 kilometer. Dia juga melakukan "simulasi" dengan berpuasa sunah sekaligus bersepeda. Begitu memasuki Ramadan, latihan Poetoet semakin intensif. Siang hari dia bersepeda 50 kilometer, malam hari dia menambah dengan bersepeda statis selama 30-60 menit.

Yang paling susah bagi Poetoet adalah latihan tanjakan. Sebab, di lingkungan sekitar rumahnya jarang dijumpai rute menanjak. Padahal, di jalur Jakarta-Madiun, rute yang paling berat adalah Semarang-Sragen. Mereka harus menjalani tanjakan khas Semarang di Gombel dan Bawen. "Tahun lalu saya lewat di situ nggak kuat sampai puasa batal. Tahun ini harus puasa sampai finis," ujarnya.

Begitu lewat Semarang, mereka sudah seperti merasakan kemenangan. Sebab, jalur dari Sragen ke Ngawi hingga bablas Madiun rata-rata flat. "Pokoknya, kalau sudah lewat Semarang dan Sragen, rasanya sudah merdeka," ungkapnya.

Poetoet bakal menjadwal dengan disiplin pola gowes rombongan setiap hari. Gowes akan lebih banyak dilakoni pada malam hari. Sebab, siang hari tenaga lemas karena tidak ada nutrisi. Perinciannya, 60 kilometer pada siang hari dan 90 kilometer pada malam hari.

Cyclist lain yang bakal mudik bersepeda adalah Ana Mulyana. Dia akan bersepeda dari Jakarta ke kampung halaman di Tasikmalaya. Begitu juga Wiwit Hardianto. Wiwit lebih ekstrem lagi, mudik ke Lombok. Jika Ana ke Tasikmalaya mudik, Wiwit memang mudik selamanya alias pindah tempat tinggal di Mataram. "Saya ingin santai. Sedapatnya sampai di Mataram. Mungkin perjalanan sampai 20 hari," ucapnya. (aga/c10/fat)

Rute Mudik Bersepeda;

- Hari ke-1 Jakarta-Losarang, Kabupaten Indramayu

- Hari ke-2 Losarang-Cirebon

- Hari ke-3 Cirebon-Tegal-Pemalang-Pekalongan-Semarang

- Hari ke-4 Semarang-Sragen-Ngawi

- Hari ke-5 Ngawi-Madiun

Keterangan:

Jakarta-Ngawi, 760 kilometer, ditempuh dalam waktu empat hari

Jakarta-Semarang, 423 kilometer, ditempuh dalam waktu tiga hari

Jakarta-Tasikmalaya, 400 kilometer, ditempuh dalam waktu tiga hari

Peralatan yang Dibutuhkan

- GPS

Tidak untuk melihat peta karena umumnya cyclist sudah hafal rute. Biasanya untuk mengetahui posisi SPBU, restoran, rumah sakit, dan tempat-tempat umum.

-Lampu sepeda

Bersepeda dilakukan pada siang dan malam, karena itu lampu wajib dipasang di depan dan belakang sepeda. Lampu juga bisa dipasang di bagian belakang helm.

- Smartphone

Aktifkan aplikasi penunjang olahraga seperti Endomondo atau Strava. Aplikasi bisa digunakan untuk mencatat kalori yang terbakar, jarak yang sudah ditempuh, dan mengunggahnya di situs jejaring sosial.

-Windbreaker

Jaket dipakai khusus jika bersepeda di malam hari untuk menghalau angin malam yang lembab.

-Sleeping Bag

Ini buat jaga-jaga kalau tidak dapat tempat penginapan. Juga bisa dipakai ketika terpaksa harus berhenti untuk tidur di tempat fasilitas umum, seperti kantor polisi, posko mudik, dan SPBU.

- Toolkit

Wajib dibawa untuk mengatasi problem sepeda di perjalanan, termasuk di antaranya ban dalam .

-Pannier bag

Atur pannier bag agar perlengkapan masuk. Bobot pannier bag depan dan belakang umumnya menggunakan rasio 20 persen depan dan 80 persen belakang. Pannier bag depan tak boleh terlalu berat agar tidak mengganggu handling

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bertahan Hidup dengan Ubi dan Air Tebu

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler