UNTUK kali pertama sejak resmi terdaftar sebagai calon legislatif (caleg) dari Kota Kawhmu, Suu Kyi menyapa para pendukungnya di kota pesisir tersebut kemarin (11/2). Ribuan warga menyambut kedatangan ibunda Alexander dan Kim itu bagaikan bintang (penyanyi) rock terkenal. Selain lautan manusia, puluhan kendaraan bermotor menyambut lawatan Suu Kyi ke wilayah konstituennya tersebut.
Sekitar 40 mobil mengiringi kendaraan yang membawa Suu Kyi kemarin. Di belakang rombongan mobil itu, massa yang mengendarai ratusan sepeda motor mengikuti kirab keliling kota. Sambil mengelu Suu Kyi, mereka pun secara bergantian membunyikan klakson. "Hidup Ibu Suu!" teriak massa yang memenuhi jalanan kota berpenduduk tak lebih dari 150 ribu jiwa tersebut.
Di kiri kanan jalan yang dilalui Suu Kyi, warga berjejer sambil mengusung foto perempuan 66 tahun itu dan potret sang ayah, mendiang Jenderal Aung San. Beberapa orang di antaranya terlihat melambaikan bendera Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), partai yang didirikan Suu Kyi. "Saya sangat berbesar hati menyaksikan dukungan begitu banyak orang. Jauh lebih banyak dari perkiraan saya," kata Suu Kyi lantas tersenyum.
Dalam pidato yang dia sampaikan lewat sunroof mobil, Sekjen NLD tersebut menyampaikan rasa terima kasihnya kepada warga Kawhmu. Dia berharap penduduk kota yang berjarak 30 kilometer dari ibu kota Myanmar itu akan terus mendukungnya sampai pemilu sela 1 April nanti. "Kami membutuhkan kekuatan Anda demi rakyat (Myanmar)," ujarnya dalam balutan Kayin, pakaian tradisional setempat.
Sayang, lawatan politik Suu Kyi kemarin berlangsung sangat singkat. "Seandainya bisa, saya ingin lebih lama berbicara di hadapan Anda sekalian. Sayangnya, saya tak bisa lakukan. Tetapi, saya berjanji segera menemui kalian lagi," janji tokoh oposisi yang selalu mengikat rambut hitamnya itu. Dia pun berpamitan sambil melambaikan tangan ke arah para pendukungnya.
Pemilu sela yang memperebutkan 48 kursi di parlemen tersebut menjadi ujian penting bagi pemerintahan baru Myanmar. Meski tak akan mengubah komposisi parlemen, kemenangan Suu Kyi pada 1 April nanti berpotensi mengubah persepsi Barat terhadap negeri yang dulu dikenal sebagai Burma tersebut. "Kami tentu akan berusaha keras merebut 48 kursi itu," tegas Suu Kyi.
Seorang diplomat Barat yang merahasiakan namanya mengatakan bahwa kemenangan Suu Kyi bakal membuat Barat melunak. Dengan demikian, pemerintahan Presiden Thein Sein punya peluang untuk bebas dari belenggu sanksi dan embargo. "Pemerintah butuh ikon internasional demi memenangkan simpati Barat dan membangun kembali negerinya," katanya.
Dia yakin bahwa Amerika Serikat (AS) dan para sekutu Baratnya tak akan melakukan perubahan sebelum melihat kemenangan Suu Kyi. Kemenangan Suu Kyi lah yang bakal menjadi tanda kembalinya demokrasi di Myanmar. "Tak akan ada yang bergerak sebelum dia (Suu Kyi, Red) memberikan lampu hijau," tegas diplomat yang fokus pada permasalahan Myanmar tersebut. (AFP/RTR/hep/dwi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ribuan Tentara Hajar Warga Sipil
Redaktur : Tim Redaksi