jpnn.com, LEBAK - Permukiman Kampung Seupang di Desa Pajagan, Kecamatan Sajira, Kabupaten Lebak, luluh lantak diterjang banjir bandang dan longsor awal tahun 2020.
Kampung yang awalnya berdiri 39 rumah, 290 jiwa dan 70 kepala keluarga, saat ini menyisakan dua bangunan.
BACA JUGA: Korban Banjir Lebak Meninggal di Posko Pengungsian
"Semua warga di sini mengungsi karena rumah dan isinya hanyut dan rusak berat diterjang banjir bandang dan longsor itu," kata Hatta, seorang warga Kampung Seupang Kabupaten Lebak, Jumat.
Beruntung pada saat banjir bandang dan longsor tidak menimbulkan korban jiwa.
BACA JUGA: Infrastruktur di Lebak Hancur, Kerugian Mencapai Rp 56,2 Miliar
"Kami berharap secepatnya direalisasikan pembangunan hunian sementara agar warga yang tinggal di tenda pengungsian dapat hidup nyaman dan aman," katanya.
Bubun, seorang penanggung jawab korban pengungsian mengatakan, saat ini permukiman Kampung Seupang seperti kampung hantu tanpa penghuni, bahkan sampah dan lumpur masih terlihat berserakan.
Warga Kampung Seupang hanya mampu melihat kampung itu sebelumnya ramai juga penduduknya cukup padat, namun sekarang pasca-bencana banjir bandang seperti kampung mati.
"Kami merasa prihatin dan iba melihat warganya kini tinggal di tenda-tenda pengungsian yang dibangun relawan dan warga setempat sebanyak 50 unit," katanya.
Sementara itu, Bupati Lebak Iti Octavia menjanjikan bahwa pemerintah daerah bekerja keras ke pemerintah pusat agar warga yang ada di enam desa yang masuk proyek Waduk Karian segera dibayar ganti rugi lahan.
Apabila ganti rugi lahan itu dibayar maka warga korban bencana alam bisa membeli rumah di daerah aman dari ancaman bencana alam.
"Kami berharap dalam waktu dekat bisa dibayar ganti rugi lahan yang tergenang waduk itu," katanya. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti