Kampung Lawas Maspati, Tempat Tumenggung Era Keraton

Senin, 09 Januari 2017 – 13:25 WIB
ASRI: Di Kampung Lawas Maspati masih nampak rumah-rumah peninggalan era Kolonial Belanda, sedangkan bangunan peninggalan era Keraton Surabaya tidak ada bekasnya. Foto Andy Satria/Radar Surabaya/JPNN.com

jpnn.com - jpnn.com - Kampung Maspati terletak sekitar 200 meter dari Tugu Pahlawan.

Kampung yang sudah ada sejak abad ke-17 menjadi tersebut dulunya dianggap sebagai tempat tinggal Tumenggung dan Adipati di Keraton Surabaya, Jawa Timur.

BACA JUGA: Ternyata, Kampung 35 Mortir di Tasik adalah Tempat Sejarah Kelam

Kini, kampung tersebut tetap mempertahankan sisi masa lampau dan menjadi salah satu jujukan wisata budaya di Kota Pahlawan.

Hendra Indy Hastono - Radar Surabaya

Memang tidak ada bukti tertulis atau dokumen yang menyebutkan tentang keberadaan Keraton Surabaya.

Akan tetapi hal itu menjadi kepercayaan dan sejarah asal usul beberapa kawasan di Surabaya, khususnya di kawasan Bubutan dengan nama-nama khas kerajaan.

Salah satunya adalah Kampung Lawas Maspati yang menjadi salah satu ikon kebudayaan Surabaya.

“Tumenggung dan Adipati itu kalau di zaman sekarang setara dengan menteri,” jelas Ketua RW 3 Maspati, Sabar Soeastono kepada Radar Surabaya (Jawa Pos Group).

Menurut cerita, kampung Maspati saat itu masih belum serapat saat ini. Warga masih memiliki beberapa petak halaman.

Nama Maspati sendiri mengambil dari kata mas (kakak, Red) dan pati (adipati atau patih, Red).

Kampung ini menjadi kompleks tempat tinggal para abdi dalem kraton Kerajaan Surabaya. Mereka ditempatkan di sini agar dekat dengan keraton sehingga bisa cepat tiba saat dibutuhkan.

“Karena saat zaman Keraton kawasan tersebut dipercaya menjadi tempat tinggal para keluarga dan adipati Keraton akhirnya warga menyebutnya Maspati,” tutur Sabar.

Hingga kini, nama Maspati tetap digunakan dan dianggap memiliki keterkaitan dengan beberapa nama jalan dan kawasan disekitar Bubutan yang dulu dianggap sebagai kawasan Keraton Surabaya.

Beberapa bangunan lama juga masih tampak di daerah tersebut, namun bukan bangu - nan peninggalan era keraton, namun bangunan era Kolonial Belanda yang masih berdiri tegak dan memperkaya kebudayaan di kawasan tersebut.

“Walaupun dianggap peninggalan budaya Keraton Surabaya, namun bangunan atau benda peninggalan zaman itu tidak ditemukan. Bukan hanya di Maspati, namun kawasan lain di sekitar sini yang memiliki keterkaitan dengan keraton juga tidak ditemukan,” tegas Sabar.

Salah satu pahlawan kerajaan yang juga pernah menjabat sebagai adipati, yaitu Sawunggaling juga pernah tinggal di Kampung Maspati.

Bahkan dia juga menyisakan peninggalan, yaitu pemindahan makam mbah Suruh dan Raden Karyo Sentono di kampung Maspati.

Mereka berdua adalah kakek nenek Sawunggaling. Sawunggaling yang memiliki nama masa kecil Jaka Berek sempat ikut memerangi bangsa Belanda.

Dia selalu menambah kekuatan laskarnya hingga dalam suatu peperangan yang sengit Sawunggaling berhasil membunuh Jenderal De Boor.

(nur/jpnn)


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler