jpnn.com - PADANG – Aktivitas perkuliahan di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Imam Bonjol Lubuklintah Padang, Sumbar, kemarin terhenti.
Hal ini imbas dari aksi unjuk rasa ratusan mahasiswa di lapangan parkir (Blok M) kampus Lubuklintah kemarin. Sebagian besar mahasiswa ikut aksi.
BACA JUGA: Ini Cara Menggunakan Simulasi CAT Online
Mereka mendesak agar pihak kampus menyelesaikan konflik antara mahasiswa dengan pihak keamanan (satpam) kampus. Mahasiswa menilai satpam arogan dalam melakukan pengamanan kampus.
Pantauan Padang Ekspres (Jawa Pos Group), Senin (11/4) pukul 10.00 pagi, ratusan mahasiswa IAIN tampak memadati lapangan parkir (Blok M).
BACA JUGA: Kabar Gembira untuk Calon Mahasiswa Sekolah Ikatan Dinas
Mereka menuntut agar keamanan kampus tidak melakukan kekerasan terhadap mahasiswa. Tuntutan mereka langsung direspon Wakil Rektor III bidang Kemahasiswaan.
Namun, mahasiswa tidak puas atas jawaban wakil rektor sehingga terjadi aksi dorong antara mahasiswa dengan pihak kampus. Aksi mahasiswa pun dibubarkan.
BACA JUGA: 555.467 Guru Belum Sertifikasi
Bukannya bubar, mahasiswa yang emosi tersebut malah mengarah ke pos keamanan kampus di gerbang kampus. Saat itu gerbang kampus ditutup.
Banyak warga setempat serta pemuda yang berjaga-jaga di depan gerbang. Mahasiswa terus merapat ke gerbang kampus serta melemparkan batu.
Beberapa pemuda juga tampak melakukan perlawanan dengan membawa kayu balok di tangannya sembari menerobos gerbang kampus. Pemuda tersebut mundur kembali ke pintu gerbang, karena ratusan mahasiswa terus merapat ke pintu gerbang.
Suasana terus memanas. Satu unit motor yang diduga milik salah seorang satpam kampus dihantam pakai balok dan digulingkan, sehingga motor tersebut rusak berat. Saat hendak ingin membakar motor tersebut, sang orator demo dan beberapa pejabat kampus IAIN serta dosen meredam kemarahan mahasiswa.
Tidak lama kemudian, 11 personel Sabara Polresta Padang dipimpin Danton Katib Raimas Ipda Amrianto sampai ke lokasi menggunakan motor. Aparat langsung membuat barisan sehingga mahasiswa mulai mundur dan bertahan di tempat. Tak lama menyusul mobil patroli Polsek Kuranji.
Ratusaan mahasiswa tersebut masih tetap bertahan dan tetap melakukan orasi. Mahasiswa menuntut agar pihak kampus menyelesaikan permasalahan antara satpam dengan mahasiswa.
Pihak kampus lalu mengajak mahasiswa berdialog difasilitasi rektor menghadirkan satpam, tokoh masyarakat, pemuda setempat dan pihak kepolisian di ruang tunggu Perpustakaan kampus IAIN.
Ridho dan Iwan, mahasiswa IAIN mengatakan, saat ini mahasiswa cemas bila ke kampus. Karena khawatir terjadi gesekan dengan satpam.
Mahasiswa ini menyebut, berhadapan dengan satpam artinya berhadapan dengan masyarakat setempat. Sebab satpam merupakan warga setempat.
“Hal ini dipicu pemukulan yang dilakukan oleh keamanan kampus pada Minggu (10/4) sekitar pukul 11.00 siang,” katanya.
Menurut mereka, kejadian bermula ketika seorang mahasiswa melewati tanggul yang masih basah. Tanggul tersebut telah dipalang dengan kayu agar tidak boleh dilewati.
“Mungkin pengendara tersebut telah terlanjur lewat, kebetulan satpam berada di lokasi. Satpam memanggil pengendara tersebut, terjadi adu mulut, lalu satpam melakukan pemukulan pada bagian kepalanya. Meskipun memakai helm, namun dia tidak senang sehingga menyerang balik satpam.
Kemudian, satpam tersebut terjatuh, lalu datang dua orang mahasiswa. Karena melihat temannya berkelahi dan ikut membantu serta memukul satpam,” lanjutnya.
Waktu itu telah dilakukan upaya damai antara satpam dan mahasiswa. Mediasi dilakukan di kantor Resimen Mahasiswa Kampus IAIN dan dihadiri pihak rentorat. Namun, malam hari keluarga korban (satpam) mengetahui kejadian tersebut dan merasa tidak senang.
Pihak keluarga mencari mahasiswa yang melakukan pengeroyokan tersebut. “Karena mahasiswa tidak merasa aman, makanya hari ini mahasiswa menuntut pihak kampus menyelesaikan sampai tuntas,” ujarnya. (j/sam/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kemdikbud : Tak Ada Larangan ââ¬Å½Guru Honorer Disertifikasi
Redaktur : Tim Redaksi