Kampus Rentan Disusupi Radikalisme

Selasa, 28 Oktober 2014 – 04:25 WIB
Nasaruddin Umar (kanan) bersama dengan Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin. JPNN.com

jpnn.com - MAKASSAR -- Kampus sebagai ruang diskusi terbuka, paling rentan disusupi paham takfiri atau lebih dikenal dengan istilah radikalisme. Karena itu, dirasa perlu membekali mahasiswa dengan wawasan kabangsaan dan pengetahuan Islam yang rahmatan lil alamin.

Hal ini disampaikan Prof Nasaruddin Umar, dalam Dialog Publik Pencegahan Terorisme di Menara Phinisi UNM, Senin (27/10).
    
Mantan Wakil Menteri Agama itu kini menjabat sebagai Ketua Satgas Badan Nasional Penaggulangan Terorisme (BNPT).

BACA JUGA: Aneh, Buku Pelajaran Telat di Sekolah, tapi Beredar di Toko

Dalam pemaparannya, Prof Nasar menjelaskan, mahasiswa diharap bisa menjadi juru bicara umat dalam upaya memberantas paham Islam garis keras.
    
"Ciri-ciri Islam radikal antara lain, sedikit-sedikit bid'ah, suka mengkafirkan, bahkan menghalalkan darah yang mereka anggap kafir. Padahal, Islam tidak seperti itu. Islam itu 'menghidupkan' orang, bukan malah membunuh orang," jelasnya.
    
Hadiri pula Direktur Deradikalisasi BNPT, Irfan Idris, Rektor UNM Prof Arismunandar, akademisi UIN Alauddin Prof Hamdan Juhannis, serta adik kandung Amrozi, Ali Fauzi. Ali juga membagikan pengalaman dan nasihat-nasihatnya terkait terorisme. Ali mengaku pernah membantu sang kakak dalam sejumlah aksi terorisme. (ris/asw)

BACA JUGA: United Kingdom Sediakan 70 Beasiswa S2

BACA JUGA: 8 Mahasiswa UTS Ikuti Kompetisi Bioteknologi di Amerika

BACA ARTIKEL LAINNYA... Desak Jokowi Realisasikan Penghapusan UN


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler