Kampus Unkris Diserang Preman, Ongen: Kapolda Harus Usut Tuntas

Minggu, 05 September 2021 – 20:17 WIB
Mohamad Ongen Sangaji mengecam aksi kekerasan sekelompok preman di kampus Unkris beberapa waktu lalu. Foto: dok pribadi for JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Mohamad Ongen Sangaji mengutuk keras serangan terhadap mahasiswa Universitas Krisnadwipayana (Unkris) Bekasi, Jawa Barat (Jabar), oleh orang preman pada Kamis (2/9). Sebab, sampai menelan korban jiwa dan luka terhadap mahasiswa.

Ongen sebagai alumnus Unkris menyebut penyerangan itu sebagai aksi kejam terhadap anak-anak bangsa yang sedang belajar di kampus Unkris tercinta.

BACA JUGA: Lepas Jabatan Ketua DPD DKI, Ongen Sangaji Tinggalkan Hanura

"Saya sebaga alumni sangat marah. Saya minta Kapolda Metro Jaya, Muhammad Fadil Imran mengusut tuntas kasus ini. Jika, tidak ditindaklanjuti kami akan datang dengan cara sendiri bersama alumni lainnya," tegas Ongen dengan nada tinggi, Minggu (5/9).

Ongen menjelaskan, kejadianya ini berawal dari pergantian Rektor Unkris yang dinilai tidak melalui prosedur atau cacat, sehingga membuat mahasiswa melakukan aksi unjuk rasa.

BACA JUGA: Ongen Bantah di Balik Fitnah Ketum PSI Selingkuhan Ahok

Namun, kata dia, pihak Yayasan Unkris menggunakan preman untuk memukul balik adik-adik mahasiswa. Tentu ini sangat disayangkan, karena kampus tempatnya belajar dan dunia intelektual.

"Saya menduga pihak kampus memakai preman. Ini tidak benar, harusnya selesaikan secara baik. Kampus ini dunia intelektual bukan dengan kekerasan. Adik-adik mahasiswa menjadi korban dari keberingasan preman itu," jelas dia.

BACA JUGA: Ongen Berkonsultasi ke Oso soal Usul Menginterpelasi Anies

Dia menambahkan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdikbud Ristek) diminta mengambil alih Unkris karena banyak aset sudah dipindah tangankan dan proses belajar mengajar tidak terganggu.

Lalu, dia meminta, masing-masing bisa menempuh jalur hukum serta tidak memakai cara-cara jalanan yang tidak santun dan beretika. Ini contoh kurang baik bagi generasi bangsa yang sedang menjalani pendidikan di Unkris .

"Sampai sekarang preman masih ada. Ini sama saja teror pada mahasiswa dan psikologis mahasiswa terganggu, meski pandemi mahasiswa tetap ada yang belajar ke kampus. Kapolda Metro Jaya harus bersihkan preman dari Unkris," ucapnya.

Dia menyayangkan, pihak Yayasan Unkris yang ingin mempertahankan kekuasaan dengan cara-cara kotor hingga ada korban jiwa dan luka dari mahasiswa. Sebab, menurut Ongen, cara-cara kampus menyelesaikan masalah tidak normal karena menggunakan preman.

"Saya minta preman-preman itu pergi dari kampus. Jika Kapolda Metro Jaya tak bisa usir itu preman, maka kami juga bisa lakukan hal sama untuk selamatkan kampus," tegas dia. "Jika persoalan ini tak selesai, saya akan minta Kemdikbud-Ristek ambil alih Unkris," tambah dia. (dil/jpnn)


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler