Kang Emil Berhati-hati, Jangan Sampai Jabar seperti Korsel

Sabtu, 13 Juni 2020 – 04:13 WIB
Gubernur Jabar Ridwan Kamil. Foto: Rizal/Humas Jabar

jpnn.com, BANDUNG - Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Jawa Barat mengantisipasi kemungkinan munculnya gelombang kedua pandemi COVID-19 setelah berbagai kegiatan masyarakat di sejumlah sektor secara bertahap dibuka.

"Khusus sektor pariwisata kami merekomendasikan kepada kepala daerah untuk membuka destinasi wisata outdoor (luar ruangan) dan siang hari. Jadi, hiburan malam dan yang sifatnya pariwisata malam hari, kami tidak rekomendasikan dulu, walau diskresi tetap ada di (pemerintah, red) kabupaten/kota," kata Gubernur Jabar yang juga Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Jabar M. Ridwan Kamil di Gedung Negara Pakuan Bandung, Jumat (12/6).

BACA JUGA: Warga Jabar Perlu Tahu, Dana Hanya Disiapkan Hingga Juli

Sejak Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) secara proporsional diterapkan di daerah itu, pihaknya secara bertahap membuka kegiatan di sejumlah sektor secara bertahap sebagai antisipasi munculnya gelombang kedua serangan COVID-19.

Sektor yang pertama dibuka adalah kegiatan di tempat ibadah.

BACA JUGA: Aurel Hermansyah Bicara Blak-blakan, Mungkin Anda Kaget

Setelah itu kegiatan yang memiliki dampak besar terhadap perekonomian, tetapi berisiko kecil terhadap penularan COVID-19, seperti industri dan perkantoran, kemudian sektor perdagangan, pariwisata, dan pendidikan.

Kang Emil, sapaan akrab Gubernur Ridwan Kamil itu, mengatakan rekomendasi tersebut merujuk pada gelombang dua serangan COVID-19 di Korea Selatan, di mana penularannya terjadi di destinasi wisata malam hari.

BACA JUGA: 1.188 Pasien Covid-19 di Surabaya Dinyatakan Sembuh

"Pendidikan juga kami masih tahan. Kasus di Israel, di Prancis, di Korea Selatan, klaster pendidikan tinggi. Maka, pendidikan per hari ini belum kita buka dulu, sampai situasi aman," katanya.

Ia menyebut potensi penularan COVID-19 di pasar tradisional tergolong tinggi, apalagi pedagang di sejumlah pasar di Jabar terkonfirmasi positif COVID-19.

Oleh karena itu, Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Jabar memfokuskan tes masif di 700 pasar se-Jabar.

Ia mengatakan ketidakdisiplinan pedagang dan pembeli dalam jaga jarak, pemakaian masker, serta adanya kerumunan, memicu munculnya kasus positif di pasar tradisional.

"Kami meyakini banyak pembeli dan penjual tidak disiplin pakai masker, sehingga pembeli bisa tertular oleh penjual, penjual bisa tertular oleh pembeli," kata Kang Emil.

Sebanyak 627 Mobile COVID-19 Test dan Laboratorium Moblie Bio Safety Level 3 (BSL3) dari PT Bio Farma (Persero) disiapkan gugus tugas provinsi untuk mengambil sampel di pasar tradisional. Tes masif terdiri atas tes cepat dan tes usap.

Ia menyatakan pengetesan secara masif akan didahului dengan sosialisasi dan komunikasi yang memadai, dengan tujuan mengantisipasi penolakan tes masif, seperti di sejumlah daerah lainnya.

Ia menyatakan sudah berkoordinasi dengan kepolisian dan TNI untuk mengawal pengetesan itu, sehingga tidak ada penolakan masyarakat karena kurangnya sosialisasi.

"Total 700 pasar yang akan kami lakukan pengetesan, sehingga tidak ada pedagang pasar yang terkena (COVID-19, red), dan mengakibatkan kerugian berupa penutupan pasar dalam waktu yang tidak ditentukan," katanya. (antara/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler