jpnn.com, JAKARTA - Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin menyebut sangat kecil peluang bagi Joko Widodo (Jokowi) untuk bisa menjabat sebagai presiden RI selama tiga periode.
Meskipun pada saat bersamaan, Jokowi masih memiliki elektabilitas tertinggi sebagai kandidat calon presiden di Pilpres 2024.
BACA JUGA: Prof Salim Said Membandingkan Kekuatan Soeharto dengan Jokowi
Sebab, kata Ujang, diperlukan langkah mengonsolidasi partai di parlemen untuk mengubah aturan yang memungkinkan seseorang bisa menjabat presiden tiga periode.
"Konstitusi mengatakan masa jabatan presiden dua periode. Jika tiga periode harus mengamandemen konstitusi," kata Ujang dalam pesan singkatnya kepada jpnn, Rabu (24/2).
BACA JUGA: Ada Kerumunan Massa di Acara Presiden Jokowi, Munarman Berkomentar Begini
Selain sulit, kata Ujang, jabatan presiden hingga tiga periode merusak demokrasi dan berpotensi korupi.
"Kekuasaan yang terlalu lama akan cenderung disalahgunakan. Kekuasaan yang terlalu lama juga akan korup," ujar Ujang.
BACA JUGA: Merasa Ada yang Aneh, Ganjar Pranowo Bergerak Malam Hari, Langsung Terungkap
"Dua periode itu sudah cukup bagi seorang presiden, karena bisa saja rakyat nanti marah. Dua periode merupakan jalan terbaik untuk bangsa ini," beber dia.
Sebagai informasi, nama Jokowi ternyata masih teratas sebagai calon presiden (capres) bila pemilihan umum atau Pemilu dilakukan saat survei dilakukan.
Hal tersebut mengacu pada hasil penelitian Lembaga Survei Indonesia (LSI) terbaru yang dirilis di Jakarta, Senin (22/2).
Berikutnya disusul oleh nama Prabowo Subianto, Anies Baswedan, dan Ganjar Pranowo.
Direktur LSI Djayadi Hanan dalam rilis survei soal evaluasi publik terhadap kondisi nasional dan peta awal Pemilu 2024, mengatakan tiga nama tersebut menjadi teratas saat memberikan daftar nama kepada responden tanpa memasukkan nama Jokowi.
Namun, kata Djayadi, ketika ditanyakan siapa capres yang dipilih tanpa menyuguhkan daftar nama, responden secara spontan paling banyak menyebut Jokowi.
"Jika pemilihan dilakukan saat ini, secara spontan Joko Widodo paling banyak disebut, 18 persen. Kemudian Prabowo Subianto 12 persen, Anies Baswedan 5,7 persen, Ganjar Pranowo 3,5 persen," ungkap Djayadi.
Nama berikutnya adalah Sandiaga Uno dipilih oleh 2,6 persen responden, Basuki T Purnama alias Ahok 2,5 persen, Tri Rismaharini 2,3 persen, AHY 1,4 persen, dan Ridwan Kamil 1,1 persen.
Sekadar informasi LSI melakukan survei pada 25-31 Januari 2021.
Survei ini menggunakan metode multistage random sampling dengan 1.200 responden.
Survei LSI memiliki margin of error 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
Responden diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat. (ast/jpnn)
Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan