Kang Uu Tekankan Konsep Berbisnis Islam kepada Pengusaha Muslim

Minggu, 16 Februari 2020 – 13:00 WIB
Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Barat (Jabar) Uu Ruzhanul Ulum saat menghadiri Silaturahmi Nasional Perhimpunan Pengusaha Muslim yang tergabung dalam Lariba Islamic Indonesia di Hotel Grand Asrilia (Foto: Tatang/Humas Jabar)

jpnn.com, BANDUNG - Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Barat (Jabar) Uu Ruzhanul Ulum mengajak pengusaha muslim untuk menjalankan usahanya  dengan tuntunan nilai-nilai islam.

“Kami yakin Lariba hadir untuk mengembalikan dan melaksanakan konsep-konsep dagang sesuai dengan aturan Islam, supaya ekonomi Islam bisa hebat dan rakyatnya bisa maju untuk penegakkan agama,” kata Kang Uu dalam Silaturahmi Nasional Perhimpunan Pengusaha Muslim yang tergabung dalam Lariba Islamic Indonesia di Hotel Grand Asrilia, Kota Bandung, Minggu (16/2/20).

BACA JUGA: Wagub Jabar Deklarasikan Gerakan Pembumian Pancasila

Kang Uu mengatakan, tata cara berdagang maupun berbisnis dapat dipelajari dalam ilmu fikih. Misalnya, ketika ada proses jual-beli, harus ada syarat antara penjual dan pembeli, pembayaran, dan barang yang diperjualbelikan.

“Dalam fikih kalau akad (jual-beli) harus jelas apa yang dibeli, terus harus ada ijab dan qabul,” katanya.

Menurut Kang Uu, banyak pengusaha yang sudah menerapkan usaha dengan tuntunan nilai-nilai islam. Di Amerika Serikat, kata dia, sejumlah restoran cepat saji menjalankan usahanya dengan nilai-nilai islam.

“Tapi kalau kita melihat ke restoran cepat saji, sebagai pembeli kita ditanya dulu oleh petugasnya dengan sikap dan senyuman yang baik. Kita minta (misalkan) goreng ayam ditambah minuman. Tidak bisa kita langsung makan dan, bahkan tidak diberikan dulu itu makanan (goreng ayamnya) kalau belum ada pembayaran yang sah,” ucapnya.

“Kita bayar dulu secara kontan, lalu baru setelah itu baru kita bisa makan. Nah, cara jual-beli seperti itu yang Islami, yang sesuai fikih. Tidak ada riba di sana,” jelasnya.

Kang Uu berharap, Lariba Islamic Indonesia bisa mengembalikan dan melaksanakan konsep berbisnis yang sesuai dengan aturan Islam. Selain itu, dia mengapresiasi Lariba karena mengedepankan kehalalan, kebermanfaatan, dan kesuksesan dalam berbisnis.

“Ini adalah sebuah gerakan yang sangat mulia, di mana tidak semua orang peduli terhadap ekonomi umat – baik kehalalannya atau kesuksesannya dalam berbisnis, dan juga kemanfaatan daripada bisnis tersebut,” katanya.

Ketua Umum Lariba Islamic Indonesia LQ Sudiman, dalam sambutannya, berharap Lariba bisa menjadi motor penggerak ekonomi Indonesia. Lewat acara silaturahmi nasional tersebut, dia yakin akan terwujud sebuah sinergi di antara para anggota.

“Lariba sebagai sebuah pergerakan tentu saja tidak bisa dilakukan sendiri-sendiri, harus dilakukan secara sinergis dan berjamaah,” kata Sudiman.

“Oleh karena itu, Lariba Islamic Indonesia mudah-mudahan menjadi triger (pemantik), menjadi solusi kebangkitan ekonomi umat Islam pada khususnya dan mudah-mudahan bisa menjadi solusi untuk negara kita tercinta, Negara Kesatuan Republik Indonesia,” imbuhnya.

Adapun Lariba Islamic Indonesia merupakan  perkumpulan  pengusaha muslim yang dalam bisnisnya memiliki satu tujuan, yakni ibadah. Hal ini selaras dengan motonya yakni 'Bisnisku Ibadahku'. (ikl/jpnn)


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler