Kangen Banget sama Keluarga, Alessandra Usman Cabut dari AS

Minggu, 19 Juli 2015 – 06:52 WIB
Alessandra Usman. Foto: Fedrik Tarigan/Jawa Pos

jpnn.com - SETELAH menyelesaikan pendidikan dan sempat bekerja di Amerika Serikat selama tiga tahun, Alessandra Usman, 26, akhirnya pulang kampung lima bulan lalu. Di tanah air, Puteri Indonesia Pariwisata 2010 itu mulai menapaki karir di dunia hiburan.

Ya, sebuah keputusan besar diambil perempuan yang akrab disapa Sandra tersebut. Dia melepaskan pekerjaannya di AS dan kembali ke Indonesia. Padahal, pekerjaan yang dijalani di sana terbilang menjanjikan dan sesuai dengan ilmu yang dia dapat saat kuliah.

BACA JUGA: Inilah Kriteria Perempuan yang Diidamkan Fedi Nuril

Namun, kerinduannya pada keluarga mengalahkan itu semua. Betapa tidak, selama tiga tahun, dia tinggal sendirian di Negeri Paman Sam. Selama itu juga dia harus menahan rindu pada keluarganya.

Sesampainya di Indonesia pada Maret lalu, dia menghabiskan lebih banyak waktu bersama keluarga dan teman-temannya. Lama-kelamaan, peraih Best Style Awards dan Runner-Up 3 Miss Asia Pacific World 2011 tersebut mulai merasa bosan.

BACA JUGA: Syahrini Deg-degan Nunggu Lahiran

’’Aku enggak bisa diam. Di rumah terus kan stres juga. Aku melamar pekerjaan. Alhamdulillah, aku diterima kerja di sebuah perusahaan,’’ ucapnya yang enggan menyebutkan nama perusahaan tempatnya bekerja saat ditemui Jawa Pos di Taman Menteng, beberapa waktu lalu.

Tidak lama setelah dia bekerja, tawaran dari dunia hiburan menghampirinya. Yakni, tawaran bermain film. Meskipun sudah tidak asing dengan dunia entertainment karena pernah mengikuti ajang Puteri Indonesia, dia tetap merasa kikuk.

BACA JUGA: Julia Perez Ancam Perkarakan Nitizen Nyinyir

Selama bertugas di Yayasan Puteri Indonesia, dia lebih banyak melakukan kegiatan amal. Kalau pun ada kegiatan yang bersinggungan dengan dunia hiburan, itu bukan kegiatan utama.

Menurut dia, tawaran tersebut cukup mengejutkan dan sedikit aneh. Sebab, dia belum pernah bermain film. Namun, alih-alih ketakutan mengalami kegagalan di film pertama, dia malah tertantang. Kendati tidak pernah membayangkan akan menggeluti karir di dunia entertainment, dia menilai tawaran itu merupakan peluang besar untuk mengembangkan diri.

Kebetulan juga, cerita film yang ditawarkan kepadanya tersebut berhasil menyentuh hatinya. Dia menyatakan, film berjudul I Am Hope itu merupakan kelanjutan dari gerakan untuk mendukung para penderita kanker yang diusung Wulan Guritno.

Gerakan tersebut cukup mencuri perhatian Sandra yang sudah terbiasa dengan beragam aktivitas sosial. Saat membaca ceritanya, dia langsung suka dan mengiyakan.

’’Aku langsung datang untuk screen test. Tidak lama, aku diberi tahu lolos jadi pemeran dalam film itu. Senang sekali. Ini penampilan perdana aku di dunia entertainment,’’ katanya. Namun, bayangannya sempat buyar karena pekerjaan yang sedang dijalaninya saat itu. Kala itu dia baru saja bekerja selama tiga bulan di sebuah perusahaan.

Sebagai karyawan baru, mendapat privilege merupakan kesempatan yang luar biasa.

’’Alhamdulillah bosku baik. Sebelumnya, aku sempat bilang akan terlibat proyek film. Dia bilang iya dan sekarang aku diberi cuti sebulan untuk menyelesaikan film tersebut,’’ ujarnya dengan nada riang.

Tidak punya modal akting sempat membuat dia khawatir. Apalagi, lawan-lawan mainnya merupakan bintang film senior. Tetapi, para senior yang sebelumnya ditakutinya cukup banyak membantu. Sebut saja, Tio Pakusadewo, Fachry Albar, dan aktris Tatjana Saphira.

’’Mas Dilla (sutradara Adilla Dimitri, Red) juga baik. Dia bantu banget. Ada acting coach juga. Sekarang aku involved sama orang-orang profesional, bisa belajar banyak,’’ tutur alumnus Sekolah Bisnis Manajemen (SBM) Institut Teknologi Bandung (ITB) itu.

Dalam film yang rencananya rilis awal tahun depan tersebut, dia berperan sebagai Maia. Maia adalah kakak penderita kanker. Maia merupakan harapan adiknya untuk tetap hidup. Bagi Sandra yang tidak pernah mempunyai pengalaman menghadapi anggota keluarga yang menderita kanker, peran itu cukup sulit. Dia pun melakukan banyak riset.

Mulai membaca info seputar kanker hingga menjelajahi blog para keluarga penderita kanker sebagai supporting system.

Dari sana, dia belajar mendukung penderita dan memberikan harapan agar mereka tidak putus asa. ’’Ini cukup menantang. Kita harus dapat feel-nya, harus merasakan agar message-nya tersampaikan kepada penonton,’’ ungkap perempuan berambut panjang itu.

Setelah menyelesaikan film tersebut, dia berencana kembali menjadi pekerja kantoran. Dia belum mempunyai bayangan soal karir di dunia hiburan. Dia pun menyatakan hanya fokus terhadap yang dikerjakan saat ini. Dia berharap film yang menjadi debutnya itu bisa diterima masyarakat. (and/c20/jan)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Krisdayanti sempat Panik


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler