jpnn.com, SAMARINDA - Informasi seputar penyakit kanker dan kesehatan secara umum, sering berseliweran. Dari mulut ke mulut. Sampai lewat media sosial. Mudah menyebar. Entah mitos atau fakta.
ROESITA IKA WINARTI, Samarinda
BACA JUGA: Konsumsi Produk Makanan Olahan Picu Kanker?
SALAH satunya informasi mengenai kebiasaan minum air es saat menstruasi. Dalam pesan berantai itu disebutkan bahwa bisa menyebabkan kanker.
Namun, hal tersebut dibantah dr Zainal Abidin SpB(K)Onk dalam seminar kesehatan gelaran Komunitas Support Kanker (KSK) Kaltim.
BACA JUGA: 7 Jenis Kanker yang Disebabkan Karena Alkohol
Kegiatan tersebut dilakukan di Ruang Serbaguna Ruhui Rahayu, Kantor Gubernur Kaltim, akhir pekan lalu.
Spesialis bedah onkologi dari RSUD Abdul Wahab Sjahranie (AWS) Samarinda itu menyebut banyak mitos yang dipercaya masyarakat.
BACA JUGA: Kenali Jenis Kanker dengan Angka Kematian Tertinggi
“Salah satunya soal minum es tadi. Itu tidak menyebabkan kista apalagi kanker. Logikanya, saat mengalir ke organ pencernaan, suhu air tersebut tidak lagi dingin. Jadi, tidak akan menimbulkan masalah,” ucapnya di hadapan peserta seminar.
Zainal menyebut, kanker memang masih menjadi misteri. Kadang, penyakit tersebut bisa menyerang tanpa disadari. Itu sebabnya, perlu dilakukan pemeriksaan dini.
Misalnya, melakukan gerakan periksa payudara sendiri untuk mencegah kanker payudara. Pria berkacamata itu mengatakan, kanker mamae itu tak hanya menyerang perempuan. Tapi, bisa juga dialami laki-laki.
“Tidak ada salahnya, perempuan atau laki-laki, memperhatikan payudaranya. Apakah bentuknya proporsional antara kiri dan kanan. Lalu, ada benjolan atau tidak. Itu penting,” kata dia.
Di Kaltim, lanjut dia, kasus kanker payudara paling banyak ditemukan. Sekitar 70 persen pasien yang datang ke RSUD AWS Samarinda sudah dalam kondisi parah.
Dia menyebut, masyarakat tak perlu ragu untuk berobat. Saat ini, rumah sakit tipe A itu sudah memiliki beberapa alat canggih dan memadai untuk pengobatan kanker. Tak perlu juga khawatir mengenai biaya.
BPJS Kesehatan, sebutnya, bakal menanggung bila telah terdaftar menjadi peserta jaminan kesehatan.
“Jadi, periksa di rumah sakit. Bukan pengobatan alternatif. Sebab, tak sedikit kanker yang semakin ganas dan parah akibat salah penanganan,” tegasnya.
Zainal menjelaskan, pengobatan kanker menggunakan multidisiplin ilmu. Tak sekadar tindakan operasi, proses seperti kemoterapi hingga radiasi pun dijalani pasien.
Hal tersebut juga harus dilakukan berulang secara berkala. Itu sebabnya, pejuang kanker perlu bersabar dan tetap semangat melawan penyakitnya.
Mitha Rusady adalah salah satu pejuang kanker yang membagikan kisah dalam kegiatan itu. Dia mantan atlet angkat besi. Kini, dia merupakan salah satu pegawai di Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu (DPMPT) Balikpapan.
Perempuan berhijab itu menderita kanker tiroid stadium 3a. Sebelumnya, dokter telah memvonis dia akan meninggal pada 14 Oktober 2013 lalu. “Tapi, saya masih berdiri di sini. Saya akan terus berjuang,” kata dia.
Saat kesehatannya mulai menurun, Mitha tak langsung berobat ke dokter. Dia mencoba pengobatan alternatif yang ditawarkan orang-orang terdekatnya. Namun, bukannya sembuh, penyakitnya justru bertambah parah.
Kembali ke Zainal. Dia mengatakan, bila tak mendapat penanganan tepat memang sifat sel dalam tubuh bisa berubah menjadi ganas. Selain itu, pola makan tidak sehat bisa memicu terjadinya kanker.
Salah satu contohnya adalah menyantap makanan berlemak. Lemak, jelas dia, akan diolah sedemikian rupa dalam tubuh. Biasanya akan berubah menjadi hormon.
Ketidakstabilan hormon dalam tubuh inilah yang menjadi malapetaka bagi tubuh. “Selain makanan berlemak, sebaiknya hindari makanan yang diawetkan dan diolah dengan cara dibakar atau diasapkan,” jelasnya. (rom/k11)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Gaya Hidup Sehat Kunci Selamat dari Kanker
Redaktur & Reporter : Soetomo