Kanker Payudara tak Bisa Disembuhkan dengan Obat Herbal

Minggu, 07 Oktober 2018 – 17:01 WIB
Ketua Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI) Linda Agum Gumelar. Foto: Mesya/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI) Linda Agum Gumelar mengimbau masyarakat melakukan periksa payudara sendiri (SADARI), yang berguna untuk mendeteksi kanker payudara sejak dini.

Cara ini agar pasien kanker payudara segera mendapatkan tindakan medis bila memang merasakan sejumlah gejala antara lain: Benjolan keras di payudara atau ketiak, perubahan ukuran dan bentuk payudara, terutama ketika mengangkat payudara, keluar cairan dari puting payudara atau keluar darah dari puting.

BACA JUGA: Waspada, Makanan Rendah Nutrisi Rentan Picu Kanker

“Gejala lainnya adalah puting memerah dan menjadi lembap, atau justru berubah bentuk misalnya melesak ke bagian dalam. Kalau sudah begini, segera bawa ke dokter agar tertangani,” kata Linda dalam kegiatan FunWalk 2018 di FX Senayan, Minggu (7/10).

Linda mengingatkan agar pasien kanker payudara tidak menempuh pengobatan herbal, bila telah mengetahui sedang mengidap kanker payudara. Pasalnya, selama ini alih-alih menyembuhkan, pengobatan herbal justru membuat kondisi payudara makin memburuk.

BACA JUGA: Perawatan Kanker Cepat dan Tuntas di Sunway Medical Centre

Di masyarakat, masih banyak ditemui pasien yang memilih pengobatan herbal karena dipandang murah dibandingkan medis. Akibatnya, cara ini justru mengantarkan pada risiko kematian yang lebih besar.

Menurut Linda, herbal tidak bisa menyembuhkan kanker payudara. Dia hanya memberikan ketahanan pada pasien. Sedangkan untuk penyembuhan harus dilakukan secara klinis kedokteran.

BACA JUGA: Rest in Peace, Selamat Jalan untuk Valentinus Nahak

“Mereka baru ke dokter setelah stadium lanjut. Walhasil, sulit disembuhkan dan peluang hidup menipis, karena memang sudah busuk dan sel kanker sudah menjalar ke mana-mana. Seandainya dibawa sejak awal, tentu peluang sehat lebih besar,” jelas mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) tersebut.

Kesadaran masyarakat terhadap kanker payudara, menurut Linda, hingga saat ini juga masih lemah. Terbukti, 70 persen pasien kanker yang memeriksakan diri ke dokter sudah berada di tahap stadium lanjut.

Rendahnya kesadaran memeriksa kanker payudara diperburuk pula dengan pola pikir masyarakat yang beranggapan bahwa kanker payudara hanya terjadi pada perempuan. Padahal pembunuh nomor dua di Indonesia setelah kanker serviks itu, juga menyerang laki-laki.

“Kanker payudara juga bisa terjadi pada laki-laki. Meskipun persentasenya di bawah satu persen, tapi kalau sudah terkena kanker payudara, pasti ganas,” tandasnya.(esy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jumlah Pasien Tumor Otak karena Pengaruh Ponsel Meningkat?


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler