Kans Conte Ikuti Jejak Lippi

Sabtu, 16 Agustus 2014 – 13:18 WIB

jpnn.com - ROMA – Sepuluh tahun lalu allenatore Juventus Marcelo Lippi dipinang demi menangani proyek besar melatih tim nasional (timnas) Italia. Setelah serangkaian musim penuh gelar di klub asal Turin itu, Lippi mampu menularkan prestasinya itu ke Gli Azzurri dengan menjuarai Piala Dunia 2006.

Kini pola yang sama berusaha diterapkan FIGC (Federasi Sepak Bola Italia) dengan menunjuk Antonio Conte Jumat (15/8) dini hari WIB. Penunjukan itu dilakukan langsung oleh Presiden FIGC Carlo Tavecchio.

BACA JUGA: Luis Suarez: Saatnya Melupakan Kesalahan

Dia menelepon Conte beberapa menit setelah terpilih sebagai pemimpin anyar Federasi Sepak Bola Italia itu beberapa jam sebelumnya. Conte pun sepakat menangani Italia hingga 31 Juli 2016.

’’Saya bahagia menjadi pelatih Italia,’’ kata Conte sebagaimana dikutip kantor berita Italia ANSA.

BACA JUGA: Alonso Dinilai Kembali Hidupkan Ferrari

Ujian perdana pengganti Cesare Prandelli yang mundur setelah Italia tersisih di fase grup Piala Dunia 2014 itu dilangsungkan pada 4 September mendatang saat Italia beruji coba dengan Belanda. Sebuah laga yang tidak akan mudah karena Belanda merupakan tim peringkat ketiga Piala Dunia 2014.

Kedua tim kebetulan sama-sama sedang beradaptasi dengan pelatih anyar. Jika Italia dengan Conte, Belanda kini kembali ditangani Guus Hiddink yang pernah membawa skuad Oranje ke semifinal Piala Dunia 1998.

BACA JUGA: Kiper Anyar Barca Absen Tiga Pekan

Sejumlah pihak tidak kalah gembira dengan penunjukan Conte. Legenda Italia Dino Zoff menyebut pria yang pernah melakukan transplantasi rambut itu sebagai pilihan sempurna bagi Italia.

Hal senada diungkapkan kiper Gianluigi Buffon. Dia siap mendukung sepenuhnya mantan pelatihnya di Juventus tersebut. ’’Kehadiran dia bakal berdampak sangat positif bagi perkembangan sepak bola Italia dan para pemain di timnas. Sebab, kendati dikenal sebagai sosok kaku, Conte memiliki kecerdasan dan sensitivitas untuk memahami dan beradaptasi dengan situasi yang berubah-ubah,’’ kata Buffon sebagaimana dikutip Football Italia.

Mantan kiper Parma itu tidak khawatir jika penunjukan Conte bakal memantik amarah para tifosi rival Juve. Sebab, Buffon mengklaim sebagian besar warga Italia menginginkan Conte sebagai allenatore anyar Italia. ’’Mungkin ini pedih bagi fans klub lain. Tapi, faktanya, 95 persen fans di Italia menginginkan dia sebagai pelatih timnas,’’ ujarnya.

Conte sudah membuktikan bahwa dia adalah pelatih bermental juara yang kuat. Juventus yang empat musim lalu terpuruk di tangan Luigi Del Neri, dia sulap menjadi klub langganan scudetto sejak musim 2011–2012. Padahal, saat itu dia hanya pelatih dengan pencapaian membawa klub kecil Siena kembali ke Serie A.

Conte tidak hanya jago kandang. Di Liga Champions pertamanya pada musim 2012–2013, Juventus dia bawa sampai ke perempat final. Mereka kalah agregat 0-4 oleh Bayern Muenchen yang kemudian bablas juara. Paling tidak, di tangan Conte klub raksasa Italia asal Turin itu kembali kompetitif di pentas Eropa.

Playmaker Italia dan Juventus Andrea Pirlo mendedikasikan banyak halaman di biografinya untuk membahas Conte. Menurut dia, Conte adalah pelatih yang keras. Pirlo menyaksikan sendiri bagaimana Conte selalu memorak-porandakan locker room saat jeda half time.

’’Saya merasa apes memilih lemari di samping Buffon. Sebab, tepat dari pintu di sebelah Buffon-lah tiba-tiba Conte menggebrak pintu dan masuk ke ruangan,’’ tuturnya dalam buku tersebut.

Di depan para pemain, Conte akan melempar berbagai barang ke arah dinding. Entah Juve sedang unggul atau sedang kalah, dia akan berlaku seperti itu. Bagi dia, jika tim tidak bermain seperti yang diinginkan, semua yang dilakukan pemain terasa salah. ’’Dia seperti bisa melihat apa yang akan terjadi di babak kedua jika kita tetap seperti itu,’’ tutur Pirlo. (aga/dik/c4/c19/ttg)

BACA ARTIKEL LAINNYA... RVP Absen Bela MU Lawan Swansea


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler