jpnn.com, KALIMANTAN UTARA - PT Kayan Hydro Energy (KHE) telah mengembangkan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Kalimantan Utara sejak 2011.
Hal ini dilakukan sejalan dengan langkah Presiden Jokowi yang sedang fokus mengembangkan ekonomi hijau, termasuk di dalamnya kawasan industri hijau.
BACA JUGA: Tren Ikoy-ikoyan, Wirang Birawa Berkomentar Begini
KHE merupakan inisiator proyek PLTA yang terdiri atas lima Cascade di Sungai Kayan, Kecamatan Long Peso, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara.
Direktur Operasional KHE Khaeroni menjelaskan, pihaknya telah melakukan berbagai hal terkait elektrifikasi untuk kebutuhan industri, maupun pelabuhan.
BACA JUGA: Pandemi, Perusahaan Berpacu Garap Digitalisasi
“Studi teknis, sosial, ekonomi, budaya, serta sosialisasi dan proses perizinan untuk pembangunan PLTA sudah selesai. Dan, KHE sudah mendapat peringkat 5A3 dari Dun & Bradstreet,” jelas Khaeroni dalam siaran persnya.
Terkait ada investor dan perusahaan di luar KHE yang ingin membangun proyek serupa, Khaeroni mengaku tidak tahu.
BACA JUGA: Kunjungi Petani di Kubu Raya, Wamentan: Kami Datang Memberi Kepastian
“Soal kabar di luaran, saya tidak tahu. Pastinya KHE sudah sejak 2011 atau sepuluh tahun lalu memulainya dan saat ini sudah mendapatkan semua izin, kecuali penetapan Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH)," seru Khaeroni.
KHE telah melakukan pekerjaan pembuatan jalan dari jalan pemerintah daerah menuju PLTA Kayan Cascade sepanjang 11,2 kilometer.
KHE juga telah melakukan pengiriman peralatan proyek dan pembangunan gudang penyimpanan bahan peledak untuk memudahkan pekerjaan.
Tahun ini KHE menyiapkan infrastruktur penunjang konstruksi pembangunan PLTA Kayan Cascade yang berpotensi menghasilkan daya listrik sebesar 9.000 megawatt.
Adapun nilai investasi KHE untuk PLTA ini mencapai 17,8 miliar dollar AS.
Pada 31 Oktober 2018, KHE juga telah menandatangani kontrak engineering, procurement, and construction (EPC) dengan Sinohydro Corporation Limited, yang merupakan salah satu pengembang terbesar PLTA di dunia.
“Target PLTA Kayan sesuai perencanaan awal, yaitu konstruksi selesai 2024 dan tahap commercial operation date (COD) tahun 2025,” jelas Khaeroni.
Khaeroni berharap proyek pembangunan PLTA ini berjalan optimal, sehingga nantinya sumber daya listrik yang besar ini dapat terintegrasi dengan Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional (KIPI) Tanah Kuning-Mangkupadi.
“Kami sudah mendapatkan izin untuk kawasan industri. Tahun ini kami melakukan pembebasan lahan sekitar 1.500 hektar dan akan dilanjutkan hingga mencapai 5.000 hektar,” kata Khaeroni.(chi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Yessy