Kapal Asing Masuk ke Laut Natuna saat Jeda Pergantian Penjaga

Selasa, 07 Januari 2020 – 17:44 WIB
Bupati Natuna Hamid Rizal. Foto: Naim/Antara

jpnn.com, NATUNA - Kapal asing masuk ke wilayah Laut Natuna saat jeda pergantian penjagaan oleh petugas keamanan RI.

Demikian dikatakan Bupati Natuna Kepulauan Riau Hamid Rizal, menanggapi masuknya kapal-kapal nelayan asing di Laut Natuna.

BACA JUGA: Baranusa Lontarkan Kritik Keras ke Pemerintahan Jokowi

"Waktu pergantian dimanfaatkan nelayan asing untuk menjarah kekayaan laut kita," kata Bupati Hamid Rizal di Natuna, Selasa (7/1).

Hamid mengatakan, selama ini aparat keamanan telah menjaga wilayah perbatasan secara bergantian. Hanya saja pihak asing memanfaatkan waktu pergantian petugas.

BACA JUGA: Prajurit TNI dari Kodam I Bukit Barisan Siap Bergerak ke Natuna

Menurut dia, jeda untuk pergantian kapal penjagaan cukup lama, mengingat jarak yang tidak dekat untuk mencapai Laut Natuna.

"Karena dari sini (Kabupaten Natuna) ke sana paling cepat 10 jam. Selama ini mereka menunggu di luar perbatasan. Begitu jeda ini masuk," ungkap dia.

BACA JUGA: Kemelut Natuna: UNWCI Minta Jokowi Deklarasikan Perang

Hamid berharap agar pengawasan perbatasan dilakukan terus menerus, tanpa jeda, sehingga tidak ada celah bagi kapal asing masuk ke perairan Natuna.

Dengan adanya penjagaan dari aparat, nelayan akan merasa aman karena ada yang mengawal.

 

"Jangan nelayan asing saja yang dikawal coast guard. Supaya kapal perang kita, coast guard, Bakamla senantiasa berada di perbatasan agar nelayan tidak ragu mencari nafkah mencari ikan di Laut Natuna Utara," tutur dia.

Bupati Natuna berharap tidak ada lagi kapal asing yang masuk wilayah perairan Natuna, karena mengganggu nelayan setempat.

"Saya sebagai bupati berharap agar kapal-kapal asing tidak ada lagi yang masuk wilayah Kabupaten Natuna. Kalau ada sangat menganggu nelayan Natuna," ujar Hamid Rizal.

Dia menjelaskan, nelayan Natuna melaut hanya menggunakan kapal yang tidak begitu besar, hanya 3 sampai 4 ton. Sedangkan kapal asing menggunakan kapal besar di atas 30 GT.

Karenanya, ia berharap kepada pemangku kedaulatan di laut seperti TNI AL, Bakamla dan Polair bisa melakukan pengawasan secara terus menerus di wilayah perbatasan Laut Natuna Utara.

"Sehingga nelayan Natuna merasa aman, tidak ada gangguan dari pihak asing," kata dia. (antara/jpnn)

 


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler