jpnn.com, WASHINGTON - Kapal induk Angkatan Laut Amerika Serikat, USS Nimitz dan USS Ronald Reagan, telah tiba di Laut China Selatan.
Tidak tanggung-tanggung, kedua kapal bertenaga nuklir itu telah melakukan latihan di dekat posisi armada Tiongkok sejak Sabtu (4/7) lalu.
BACA JUGA: Dua Kapal Induk Amerika Bergerak ke Laut China Selatan, Siap Sikat Tiongkok?
"Mereka telah melihat kami dan kami sudah melihat mereka," kata komandan USS Nimitz, Laksamana Muda James Kirk dalam sebuah wawancara telepon, Senin (6/7).
Menurut Kirk, sejauh ini kapal-kapal Tiongkok belum bereaksi terhadap kehadiran mereka.
BACA JUGA: Dianggap Bikin Kekacauan di Laut China Selatan, Tiongkok Merespons Begini
"Kami memiliki harapan bahwa kami akan selalu berinteraksi secara profesional dan aman. Kami beroperasi di perairan yang sangat padat, banyak jenis lalu lintas laut," ujar Kirk
Angkatan Laut AS membawa kapal-kapal induk untuk unjuk kekuatan di Laut China Selatan bukanlah hal baru.
BACA JUGA: Tiongkok Kembali Bikin Kekacauan di Laut China Selatan, Amerika Cuma Bisa Prihatin
Tetapi, latihan tahun ini terjadi di tengah ketegangan yang meningkat ketika AS mengkritik Tiongkok atas penanganan virus corona.
AS juga menuduh Tiongkok mengambil keuntungan dari pandemi untuk memperkuat klaim teritorialnya di perairan tersebut.
Kementerian Luar Negeri Tiongkok mengatakan AS telah sengaja mengirim kapalnya ke Laut China Selatan untuk pamer kekuatan.
Tiongkok juga menuduh AS berusaha memantik kemarahan antarnegara di kawasan itu.
Pentagon, ketika mengumumkan latihan kedua kapal induk, mengatakan berniat membela hak semua negara untuk terbang, berlayar, dan beroperasi di mana pun hukum internasional mengizinkan.
AS menggambarkan kapal-kapal berbobot 100.000 ton dan 90 unit pesawat yang mereka angkut itu masing-masing merupakan sebagai simbol keteguhan hati.
Sekitar 12.000 pelaut berada di kapal dalam gabungan kelompok kapal penyerang itu.
Tiongkok telah mengklaim 90 persen wilayah di Laut China Selatan. Namun, Brunei, Malaysia, Filipina, Taiwan, dan Vietnam juga memiliki klaim di wilayah itu. (ant/dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : Adil